Trending

Kesaksian "hawkish" Powell Topang Dolar Dekat Tertinggi 3-bulan - Beritaja

Trending 1 year ago

Singapura (BERITAJA.COM) - Dolar bertengger di dekat level tertinggi tiga bulan di sesi Asia pada Kamis sore, lantaran pesan Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa suku kembang kudu naik dan mungkin lebih sigap untuk menjinakkan inflasi mendominasi sentimen dan menopang mata duit AS.

Pada hari kedua kesaksiannya kepada Kongres pada Rabu (8/3/2023), Powell menegaskan kembali pesan hawkish-nya, meskipun memberikan catatan hati-hati bahwa perdebatan tentang skala dan jalur kenaikan suku kembang di masa depan tetap berjalan dan bakal berjuntai pada data.

Itu menyebabkan dolar AS menghentikan reli tajamnya dari awal pekan ini, mundur dari nyaris tertinggi tiga bulan terhadap yen Jepang untuk memperkuat di 136,83

Euro dan sterling sama-sama menjauh dari posisi terendah multi-bulan mereka, masing-masing stabil di 1,0552 dolar dan 1,1856 dolar.

"Powell mengakui bahwa keputusan Maret berjuntai pada data," kata Thierry Wizman, mahir strategi valas dan suku kembang dunia Macquarie. "Maka dari itu, pertanyaan nan kita hadapi adalah apakah percepatan ekonomi Januari merupakan suatu kesalahan alias tren."

Indeks dolar AS sebagian besar stabil, turun hanya 0,01 persen di 105,55, dan tetap mendekati puncak tiga bulan di 105,88 nan dicapai di sesi sebelumnya, setelah memperpanjang lonjakan 1,3 persen pada Selasa (7/3/2023), lompatan harian terbesar sejak September lalu.

Sejumlah info ekonomi nan kuat dari Amerika Serikat pada minggu-minggu sebelumnya, menunjukkan tekanan inflasi nan terus-menerus, menyebabkan Powell mengatakan pada Selasa (7/3/2023) bahwa Fed kemungkinan bakal perlu meningkatkan suku kembang lebih dari nan diharapkan, dan siap untuk bergerak dalam langkah nan lebih besar.

Para pedagang bergegas untuk mengubah kecepatan kenaikan suku kembang nan lebih garang setelah komentar Powell, dengan Fed funds berjangka sekarang menyiratkan kesempatan nyaris 70 persen bahwa Fed bakal meningkatkan suku kembang sebesar 50 pedoman poin bulan ini, naik dari hanya sekitar 9 persen per tahun sebulan nan lalu.

Suku kembang AS juga diperkirakan memperkuat di atas 5,5 persen hingga akhir tahun.

"Meskipun kami cukup percaya bahwa kenaikan puncak inflasi tahun lampau tidak bakal terlampaui, kemungkinan inflasi memperkuat lebih lama menunjukkan bahwa Fed kudu mempertahankan kenaikan suku kembang lebih lama dari nan diperkirakan sebelumnya," kata Rick Rieder, kepala investasi pendapatan tetap dunia BlackRock.

Sebaliknya, bank sentral Kanada pada Rabu mempertahankan suku kembang utamanya di 4,50 persen, menjadi bank sentral besar pertama nan menangguhkan kampanye pengetatan moneternya.

Dolar Kanada berdiri di 1,3803 per dolar AS pada Kamis, setelah melemah ke level terendah lebih dari empat bulan di sesi sebelumnya menyusul keputusan tersebut.

Dolar Australia juga tertekan lantaran argumen nan sama, meskipun terakhir 0,03 persen lebih tinggi di 0,6609 dolar AS.

Gubernur bank sentral Australia Philip Lowe pada Rabu (8/3/2023) mengatakan bank sentral lebih dekat untuk menghentikan kenaikan suku kembang dan menyatakan penghentian bisa dilakukan secepatnya April.

"Lowe tampak terbuka terhadap perbedaan nan berkembang di jalur kebijakan moneter antara Australia dan AS," kata Belinda Allen, ahli ekonomi senior di Commonwealth Bank of Australia.

Di tempat lain, kiwi naik 0,09 persen menjadi 0,61105 dolar AS, setelah merosot ke level terendah empat bulan di sesi sebelumnya.

Yuan di pasar luar negeri merana di dekat level psikologis utama 7 per dolar, dan terakhir lebih rendah pada hari ini di 6,9765 menyusul info resmi nan menunjukkan inflasi konsumen tahunan China melambat pada Februari, menunjukkan pemulihan konsumsi dan ekonomi nan lambat.

Berita lain dengan Judul: Dolar menjulang di awal sesi Asia, imbas kesaksian Powell tetap ada
Berita lain dengan Judul: Dolar stabil lantaran pedagang menunggu info pekerjaan AS
Berita lain dengan Judul: Emas tergelincir 1,40 dolar saat Ketua Fed bersaksi di depan Kongres

:
Kelik Dewanto
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023







Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di