Trending

Kenali Karakteristik Dan Pihak Yang Dapat Jadi Pelaku Child Grooming - Beritaja

Sedang Trending 3 hari yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra A. Putranto menyebut terdapat sejumlah karakter pelaku child grooming yang mesti diketahui oleh masyarakat guna mencegah anak terkena pelecehan seksual.

"Pelaku sering kali membangun hubungan emosional dengan anak untuk mendapatkan kepercayaan mereka, yang dapat terjadi di mana saja, baik di bumi nyata maupun di bumi maya," kata Kasandra saat dihubungi BERITAJA di Jakarta, Jumat.

Kasandra mengatakan pelaku child grooming biasanya condong manipulatif, dia sangat terampil dalam melakukan manipulasi emosional, mampu membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dengan anak dan orang dewasa di sekitarnya.

Pelaku juga doyan menunjukkan empati dan perhatian yang berlebihan terhadap anak. Tujuannya ialah menciptakan kesan bahwa mereka peduli dan memahami kebutuhan anak.

"Pelaku sering kali mempunyai keahlian sosial yang baik, mengakibatkan mereka mudah berbaur dan disukai oleh anak-anak dan orang dewasa. Mereka mungkin menunjukkan minat yang tidak biasa terhadap aktivitas anak-anak, seperti bermain gim, berolahraga, alias kegemaran anak-anak lainnya," katanya.

Baca juga: Cara melindungi anak dari upaya pemanfaatan seksual, child grooming

Tak jarang, katanya, pelaku pun sering kali berupaya menyembunyikan niat jahat mereka, menggunakan beragam langkah untuk menjaga agar tindakan mereka tidak terdeteksi. Namun, beberapa pelaku mungkin mempunyai riwayat pelecehan seksual alias perilaku menyimpang di masa lalu.

Adapun pihak yang dapat menjadi pelaku ialah orang dewasa yang dikenal termasuk keluarga, pembimbing alias orang dewasa lain yang mempunyai akses ke anak dan orang asing yang berinteraksi dengan anak-anak baik secara langsung maupun dengan platform online.

Dalam beberapa kasus, ditemukan remaja alias anak yang lebih tua dapat menjadi pelaku terhadap anak yang lebih muda. Selain itu, pelaku dapat menggunakan media sosial, aplikasi pesan, alias platform gim untuk menjalin hubungan dengan anak-anak dan pekerja sosial alias konselor dapat menyalahgunakan posisi mereka untuk melakukan grooming.

Kasandra turut menyebut bahwa para korban yang digemari pelaku biasanya adalah anak-anak yang merasa kesepian, merasa terisolasi alias tidak mempunyai banyak kawan sering kali menjadi sasaran lantaran mereka lebih mudah terpengaruh, kurang percaya diri, mempunyai masalah di rumah, mempunyai pengetahuan yang terbatas dan meletakkan minat pada media sosial maupun platform online lainnya.

Baca juga: Psikolog sebut child grooming berbeda dengan pedofilia

Menurutnya, setelah mengetahui karakter anak yang bakal dijadikan korban, pelaku sering kali berupaya menghabiskan waktu untuk membangun kepercayaan dengan anak, menciptakan ikatan yang kuat sebelum menginstruksikan hubungan ke petunjuk yang lebih berbahaya.

Mereka juga doyan memberikan perhatian yang berlebihan dan pujian, pelaku mengakibatkan anak merasa spesial dan diinginkan, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka terhadap pelaku. Korban pun diberikan rasa kondusif yang dapat membuatnya mudah berbagi cerita alias info pribadi dan rahasia.

"Pelaku dapat menggunakan teknik manipulasi, seperti gaslighting, untuk mengakibatkan anak merasa bingung alias meragukan diri mereka sendiri, sehingga lebih mudah untuk dikendalikan hingga berupaya mengisolasi anak dari teman-teman dan keluarga, sehingga anak lebih berjuntai pada pelaku untuk support emosional," ujarnya.

Proses child grooming dapat berjalan dari beberapa minggu hingga beberapa tahun, tergantung pada strategi pelaku dan seberapa sigap mereka dapat membangun kepercayaan dengan anak. Pelaku sering kali meluangkan waktu untuk menciptakan hubungan yang kuat sebelum melakukan eksploitasi.

Baca juga: Orang tua wajib tahu, apa itu child grooming dan langkah mencegahnya

Baca juga: Kenali kejadian "child grooming" dan langkah menghindarinya dari anakBaca juga: Psikiater ungkap akibat anak gunakan media sosial sejak dini


Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com






Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!