Jakarta (BERITAJA.COM) - Kementerian Perindustrian memacu keahlian industri furnitur dan kerajinan agar bisa lebih berkekuatan saing dunia sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Apalagi Indonesia merupakan produsen mebel, kerajinan, dan homedecor dengan kelebihan komparatif berbasis sumber daya alam.
Produk Indonesia punya kelebihan nan kuat, dengan menghasilkan produk furnitur dan kerajinan nan unik dan berkualitas.
"Corak dan kreasi dari produk-produknya pun beragam lantaran para pengrajin kita mempunyai keahlian nan kreatif, inovatif, dan tidak mudah disaingi negara lain,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika lewat keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.
Putu menyampaikan perihal itu pada pembukaan Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2023 di Yogyakarta.
Kemenperin memberikan penghargaan terhadap penyelenggaraan JIFFINA nan tahun ini telah digelar untuk ketujuh kalinya. Kegiatan ini terbukti membawa pengaruh positif terhadap pengembangan industri furnitur di Indonesia.
“Semoga pameran JIFFINA 2023 ini dapat berjalan dengan sukses serta memberikan faedah bagi perkembangan industri furnitur dan kerajinan nasional,” tutur Putu.
Pada 2022, ekspor produk furnitur dan kerajinan mencapai 3,5 miliar dolar AS.
Sebagai subsektor industri agro, industri furnitur memberikan kontribusi hingga 1,30 persen dengan nilai keahlian ekspornya sebesar 2,5 miliar dolar AS sepanjang tahun lalu.
Pemerintah menargetkan ekspor dari industri furnitur tumbuh menembus 5 miliar dolar AS pada 2024.
Di samping itu, industri furnitur merupakan salah satu sektor padat karya dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 143 ribu orang dari 1.114 ribu perusahaan.
Data terakhir pada Desember 2022 mencatatkan utilisasi industri furnitur berada di nomor 74,16 persen.
Putu menegaskan, pihaknya telah mempunyai dua strategi agar keahlian industri furnitur nasional semakin berkekuatan saing global, ialah melalui pengoptimalan pasar domestik dan memperluas tujuan ekspor ke pasar nontradisional.
Menurut dia, strategi pertama dapat secara efektif dilakukan mengingat konsumen furnitur dalam negeri terutama untuk kelas menengah terus bertambah seiring membaiknya industri properti dan upaya hospitality.
“Kemudian konsumsi shopping pemerintah melalui pemanfaatan produk ber-TKDN ( Tingkat Komponen Dalam.Negeri) juga sedang gencar digalakkan oleh pemerintah,” jelasnya.
Hal itu nan juga dapat menjadi kesempatan pelaku industri furnitur kita meningkatkan pasarnya di dalam negeri.
Pemerintah juga memfasilitasi melalui penyelenggaraan business matching untuk mempertemukan para pelaku industri dengan para pengguna produk dalam negeri, seperti dari lembaga pemerintah dan BUMN.
"Industri furnitur menjadi salah satu sektor jagoan untuk mendukung kantor-kantor pemerintah dan sekolah,” paparnya.
Untuk strategi kedua, lanjut Putu, merupakan corak keniscayaan dikarenakan pasar tujuan ekspor tradisional saat ini tetap terganggu akibat resesi.
“Di sisi lain, pasar nontradisional sangat potensial untuk dikelola, misalnya India dan area Timur Tengah, di mana pertumbuhan sektor propertinya tetap relatif stabil,” imbuhnya.
Sejalan dengan tema JIFFINA 2023, ialah “The Power of Eco-lifestyle for Global Market”, semakin tingginya environmental awareness dari konsumen furnitur.
Hal ini diharapkan mendorong pelaku industri untuk terus melakukan perbaikan dalam produksinya sehingga bisa lebih efisien, ramah lingkungan, namun tetap dapat memberikan akibat ekonomi nan signifikan untuk masyarakat.
“Dengan inovasi-inovasi produksi nan lebih efisien maka konsumen dalam negeri juga bakal dapat menikmati produk furnitur berbobot karya anak bangsa,” ujar Putu.
Berita lain dengan Judul: Kemenperin optimistis pemulihan shopping dukung penjualan furnitur
Berita lain dengan Judul: Kerek ekspor, Kemenperin bawa 28 IKM furnitur ke pameran internasional
Sella Panduarsa Gareta
Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023