Jakarta (BERITAJA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan bahwa aktivitas Indonesia Mountain Medicine Summit (IMMS) 2024 dapat mendorong peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang keselamatan dan penanganan medis dalam aktivitas pendakian dan wisata petualangan melalui aktivasi aktivitas “Indonesia Wilderness Medicine Society”.
“Acara ini menjadi jembatan antara bumi pendakian dengan pengetahuan kedokteran untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keselamatan pendakian dan penanganan kecelakaan dalam aktivitas wisata berbasis risiko,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Jemadu dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Vinsensius menuturkan seiring dengan semakin meningkatnya minat wisata pendakian gunung, aktivitas itu menjadi sangat krusial sebagai upaya Kemenparekraf dalam mendorong keselamatan dan penanganan kecelakaan yang mungkin terjadi dalam aktivitas wisata pendakian.
Dalam aktivitas yang diselenggarakan di Jakarta pada 23-24 November 2024 itu, dihadirkan para mahir di bagian kesehatan dan pendakian gunung untuk mengedukasi tentang keselamatan dalam aktivitas pendakian gunung.
Pelaksanaannya sendiri terbagi dalam dua sesi ialah workshop dan simposium. Workshop yang bertemakan Wilderness Medicine in Practice yang diselenggarakan pada 23 November 2024 diikuti oleh 150 peserta secara luring.
Sedangkan simposium bertema Safe Mountaineering for All dilaksanakan di hari berikutnya dan diikuti oleh 150 peserta luring dan lebih dari 100 peserta daring.
Peserta berasal dari latar belakang yang beragam antara lain, dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, pelajar, mahasiswa, dosen, pendaki gunung, pemandu gunung, hingga personil organisasi pecinta alam dengan rentang usia yang beragam mulai 15 hingga 72 tahun.
“Kami mendukung penyelenggaraan IMMS 2024 yang merupakan hasil kerjasama organisasi Dokter Pendaki, Main Outdoor, Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran, serta Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) sebagai lanjutan dari aktivitas Indonesia Mountain Tourism Summit (IMTC 2024),” ujar dia.
Direktur Wisata Minat Khusus Itok Parikesit mengatakan aktivitas tersebut merupakan penyelenggaraan tahun kedua. Tercatat IMMS 2023 diwarnai antusiasme dari para master dan penggiat aktivitas alam bebas.
“Kegiatan ini perlu dilakukan rutin bagi pengelola dan penggiat alam bebas, agar pengelola dan pegiat wisata minat unik pendakian gunung mempunyai keahlian penanganan masalah medis yang baik,” kata Itok.
Founder Dokter Pendaki sekaligus penggagas aktivitas IMMS dr. Reyner mengatakan aktivitas ini krusial sebagai wadah untuk mempertemukan antara para profesional, praktisi petualangan alias pendakian gunung dengan tenaga mahir kesehatan alias kedokteran sehinggamampu saling berbagi ilmu, kompetensi dan pengalaman, untuk mewujudkan aktivitas pendakian gunung yang kondusif dan nyaman.
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024