Kemenkum: Kinerja Terbaik Tetap Diberikan Di Tengah Efisiensi Anggaran - Beritaja

Jakarta (BERITAJA) - Kementerian Hukum (Kemenkum) menegaskan bahwa keahlian terbaik mesti tetap diberikan dalam mendukung pelindungan kekayaan intelektual Indonesia di tengah penyelenggaraan efisiensi anggaran di lingkungan pemerintahan.

"Kita berada dalam masa transisi dan menghadapi tantangan efisiensi anggaran. Hal ini tentu memerlukan kerja sama serta komitmen yang lebih kuat," ujar Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkum Razilu dalam technical meeting di Jakarta, Selasa (4/2), seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Untuk itu, dirinya berambisi semangat, dedikasi, serta sinergi antara jejeran ketua dan pelaksana di instansi wilayah Kemenkum dapat terus terjaga.

Dengan kerjasama yang solid, dia optimistis Kemenkum mamputerus menghasilkan keahlian terbaik, khususnya Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).

Razilu menuturkan meskipun terjadi pengurangan anggaran DJKI sebesar Rp384 miliar alias sekitar 80 persen dari anggaran awal, pihaknya tetap berkomitmen untuk mencapai tujuan program unggulan tahun 2025 yang telah ditetapkan sebagai Tahun Tematik Hak Cipta dan Desain Industri.

"Mari bersama-sama menyukseskan inisiatif ini dengan meningkatkan pemanfaatan kewenangan cipta dan kreasi industri," ucap dia.

Demi mendukung pencapaian sasaran kinerja, DJKI telah menyusun beragam rencana kerja yang dikemas dalam dua program utama, ialah Catur Program Unggulan (CPU) dan Catur Program Prioritas (CPP).

Beberapa aktivitas unggulan CPU antara lain, Jelajah Kekayaan Intelektual Indonesia; Kawasan Berbasis Kekayaan Intelektual; serta Akselerasi Penyelesaian Permohonan Kekayaan Intelektual (fokus pada merek, kreasi industri, dan paten sederhana).

Beberapa perubahan waktu yang signifikan, sambung dia, meliputi percepatan penyelesaian permohonan merek menjadi 3 bulan, penyelesaian permohonan kreasi industri menjadi 4 bulan, serta percepatan pengajuan permohonan paten sederhana.

Sementara program aktivitas CPP konsentrasi pada penegakan norma kekayaan intelektual serta peningkatan permohonan kekayaan intelektual dengan sosialisasi, edukasi, dan diseminasi.

Razilu menyebut salah satu aktivitas yang dilakukan berupa webinar series edukasi OKE KI (Obrolan Kreatif dan Edukatif Kekayaan Intelektual) secara daring yang telah diselenggarakan sebanyak 52 kali dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

Di sisi lain, terdapat enam sasaran keahlian program kekayaan intelektual di instansi wilayah, ialah Kawasan Karya Cipta dan/atau Kawasan Desain Industri, partisipasi dalam aktivitas pameran kekayaan intelektual, sertifikasi pusat perbelanjaan berbasis kekayaan intelektual.

Kemudian, peningkatan dan pemanfaatan indikasi geografis, mendorong daya saing produk unggulan wilayah dengan permohonan merek, serta meningkatkan permohonan paten di daerah.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris DJKI Kemenkum Andriensjah menekankan pentingnya penyelenggaraan perjanjian keahlian yang baik di tingkat pusat maupun instansi wilayah.

"Melalui perjanjian keahlian ini, kita berupaya untuk mewujudkan dua sasaran utama, ialah penegakan norma kekayaan intelektual di wilayah dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap kekayaan intelektual," tutur Andriensjah.

Selain itu, sambung dia, pihaknya juga menetapkan parameter yang jelas untuk memantau progres, seperti penyelesaian kejuaraan pelanggaran kekayaan intelektual, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap kekayaan intelektual, serta peningkatan permohonan kekayaan intelektual di wilayah

Dengan support penuh dari seluruh pihak, dia berambisi beragam program yang telah direncanakan dapat dilakukan dengan optimal, meningkatkan pemanfaatan kekayaan intelektual, serta memberikan akibat positif bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.

Kemenkum, khususnya DJKI, terus berkomitmen untuk memperkuat pelindungan kekayaan intelektual guna mendukung pembangunan nasional.

Baca juga: Kemenkum: Tata kelola BMN tetap baik saat transformasi Kemenkumham

Baca juga: Kemenkum sebut pelanggaran KI di Indonesia marak pada era digital

Editor: Dedy
Copyright © BERITAJA 2025