Jakarta (BERITAJA.COM) - Musisi nan tergabung dalam grup Efek Rumah Kaca dan Pandai Besi, Airil Nur Abadiansyah beranggapan perkembangan kecanggihan teknologi kepintaran buatan alias Artificial Intelligence (AI) nan telah merambah beragam sektor termasuk industri hiburan, belum bisa menghasilkan karya nan sadar nilai dan terkultuskan.
Menurut pemain bass-gitar ini, terdapat konsensus massal bahwa teknologi AI tidak mempunyai jiwa dan rasa, sehingga berkebalikan dengan manusia. Kondisi itu nan menjadi pegangan mengingat karya nan berkarakter "manusia" tetap mempunyai kelebihan dan kesadaran bakal nilai-nilai.
"Mungkin AI belum bisa mengpetunjuk ke situ meski bisa saja terjadi beberapa waktu mendatang lantaran perkembangan teknologi sangat 'gila'. Bukan tidak mungkin suatu saat ada suntikan rasa untuk AI, tidak hanya adaptif alias meniru," kata laki-laki nan berkawan disapa Poppie Airil kepada BERITAJA.COM di Jakarta, Kamis.
Selain itu, lanjut Poppie, kepintaran buatan belum bisa meniru alias menghasilkan progresi ketidakterdugaan manusia dalam proses berkesenian nan membikin sebuah karya lebih "manusia" dan terkultuskan.
Berita lain dengan Judul: AI membikin saya stres, kata Elon Musk
"Menurut saya nan bisa menjadi penyaringnya adalah para penikmat karya itu sendiri dengan adanya batas rasa dan nilai. Apakah AI ini menjadi ancaman alias tidak untuk seniman, menurut saya tetap di wilayah abu-abu lantaran saat ini tetap belum bersenggolan secara langsung. Biasanya jika sudah ada persinggungan langsung, barulah ada reaksi," kata Poppie.
Ia pun mengakui perkembangan kemajuan teknologi selalu mempunyai unsur positif dan negatif. Menurut dia, proses pembuatan karya musik instan dan mudah nan ditawarkan teknologi bisa mempunyai usia pendek alias sebaliknya, namalain sangat bias.
"Misalnya algoritma. Itu sangat bagus dan bisa membantu mempermudah eksplorasi. AI bisa membantu mempercepat prosesnya. Jadi tergantung tujuan juga. Tidak bisa dilihat lantaran aspek keberuntungan belaka lantaran banget berjuntai gimana seniman mengelola massa dan mempunyai strategi mempertahankan karya," katanya.
Meski demikian, Poppie nan juga mempunyai proyek solo musikal berjulukan Bing Renang beranggapan bahwa perkembangan AI bisa sangat masif beberapa tahun mendatang layaknya apa nan sudah ditampilkan di film-film sci-fi era '70-an.
"Prediksi orang-orang era golden age kala itu dalam seni rupa, musik, dan film, sekarang betul-betul terjadi. Bagi pekerja seni sekarang ini, kemajuan AI bisa dianggap ngeri juga sih," tutupnya sembari tertawa.
Berita lain dengan Judul: Mengenal ChatGPT, chatbot nan mirip manusia
Berita lain dengan Judul: Jurnalis tak perlu risau, ChatGPT tak bisa menggantikanmu
Berita lain dengan Judul: Google pecat insinyur nan sebut AI makhluk berakal
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023