Forum Pemred Smsi Dukung Program Makan Bergizi Gratis Lewat Diskusi - Beritaja
Jakarta (BERITAJA) - Forum Pemred Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melalui sebuah diskusi.
Diskusi berjudul "Bersama Mewujudkan Gizi Berkualitas untuk Generasi Emas Indonesia" yang digelar di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (22/1), juga dalam rangka menyambut Hari Pers 2025.
Diskusi itu diisi oleh sejumlah narasumber, ialah Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) RI Hasan Nasbi, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana diwakili Sekretaris Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola yang merangkap sebagai Plt. Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi Ermia Sofiyessi.
Selain itu juga datang sebagai narasumber, ialah penggiat dapur umum masyarakat Papua Selatan yang juga mantan Bupati Merauke dua periode, Johanes Gluba Gebze.
Dalam diskusi, Hasan Nasbi dikutip dari siaran pers pada Kamis mengatakan program MBG adalah program strategis dan menjadi wajah bagi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Hasan menyebut keberlangsungan program MBG rupanya memberikan sejumlah akibat positif bagi para pelajar. Bukan hanya pada pemenuhan gizi, tetapi juga ada perbaikan kebiasaan sosial budaya diantara pelajar.
Baca juga: Dukung Astacita, BERITAJA perkuat antikorupsi dan keterbukaan informasi
Berdasarkan peninjauan langsung di sejumlah daerah, dia menemukan kejadian di mana banyak anak-anak yang mau belajar untuk mengantre hingga banyak sekolah yang kemudian menyediakan tempat cuci tangan.
"Di beberapa tempat kita menemukan anak-anak belajar antri untuk mengambil makanan, mungkin jika tidak ada ini, anak-anak tidak bakal belajar antri dan ini di desa-desa. Anak-anak belajar membawa perangkat makan, tetapi jika dia tidak bawa makan, dia mesti cuci tangan. Jadi, sekolah yang awalnya tidak menyediakan tempat cuci tangan, jadi menyediakan tempat cuci tangan," ungkapnya.
Bahkan, Hasan mengatakan adanya program MBG membikin banyak anak Indonesia yang sekarang menjadi menyukai sayuran.
"Kemudian anak-anak yang awalnya tidak suka makan sayur, jadi suka makan sayur lantaran ada temannya yang makan sayur," ujar Hasan.
Sementara itu, Plt. Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi BGN Ermia Sofiyessi, mengungkap bahwa pemerintah menargetkan 5.000 dapur umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pada 2025.
Dalam setiap SPPG, mempunyai tanggung jawab untuk mendistribusikan sebanyak 3.000 paket MBG sehingga nantinya ada 15 sampai 17,5 juta anak penerima faedah di 2025 ini.
Baca juga: Menempa Gen Z menuju Indonesia Emas
"Target yang sudah ditetapkan untuk tahun 2025 itu ada 5.000 SPPG. Nah, itu jika dikali 3.000 ada 15 juta dengan anggaran Rp71 triliun," ujar Yessi.
Terkait dengan penyelenggaraan program MBG, dia juga menyarankan adanya keterlibatan pemerintah wilayah untuk membantu menyuplai pasokan makanan yang bakal diolah oleh SPPG untuk paket MBG.
Selain mempermudah keahlian masing-masing dapur SPPG, perihal tersebut juga dapat menghidupkan perekonomian masyarakat setempat.
"Biarlah BGN ini untuk menyiapkan makan bergizi, tetapi untuk suplainya minta dibantu. Kalau bicara gizi, untuk satu hari saja, butuh 3.000 ribu telur untuk satu SPPG lantaran 3.000 penerima. Bisa tidak 3.000 itu dipikirkan oleh pemerintah daerah, jadi kepala SPPG itu tidak mencari pasar keluar wilayah tersebut. Jadi itumampu menjadi satu pemicu buat untuk memenuhi adanya pergerakan lokal untuk memenuhi pasokan," kata Yessi.
Sementara itu, Johanes Gluba Gebze menceritakan soal pengalamannya membentuk dapur umum untuk rakyat.
Ia sendiri menyusun Program Lima Aman untuk mengatasi persoalan gizi masyarakat Papua.
Baca juga: Kepala BGN sebut Presiden pastikan anggaran MBG cukup dari APBN
"Amankan perut rakyat, kalo perut rakyat sudah aman, berfaedah hati rakyat sudah aman, jika hati rakyat sudah kondusif berfaedah pikiran rakyat juga aman, lampau mulut bakal kondusif dan bakal tertib untuk menghormati siapapun. Terakhir, amankan tangan rakyat agar dia tidak mencuri alias membunuh hanya lantaran dia lapar," kata Johanes.
Johanes lantas mengpenghargaan kepekaan Presiden Prabowo dalam memahami apa yang menjadi persoalan mendasar bagi masyarakat Indonesia.
Ia menyadari bahwa penyelenggaraan MBG tetap belum sempurna, tetapi menurutnya perihal itu adalah suatu proses yang sudah sesuai dengan jalan untuk menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
"Kita tidakmampu sulap, tetapi kita berterima kasih bahwa Presiden kita sudah mulai menyuarakan kesadaran kita untuk memandang Indonesia secara konkret," ucapnya.
Ia juga menyadari persoalan gizi tidakmampu diselesaikan dalam waktu singkat lantaran bukan persoalan yang mudah. Untuk itu, dia mengpenghargaan Presiden Prabowo lantaran sudah berani dan bersedia untuk mengawalinya.
"Lima tahun tidak cukup untuk membangun bangunan Indonesia bergizi. Kita sedang berupaya untuk membalik piramida bangunan sosial masyarakat kita, di mana yang besar sejahtera bergizi itu banyak di atas. Sementara yang kurang bergizi itu kurang di bawah," katanya.
Baca juga: Kemenkop pacu produksi koperasi ayam petelur guna dukung MBG
Baca juga: BGN berkeinginan sukseskan Makan Bergizi Gratis meski kekurangan SDM
Baca juga: Presiden percaya keahlian akademis anak-anak meningkat berkah MBG
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: