Paser (BERITAJA.COM) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, menargetkan hasil panen bawang merah tahun 2023 sebanyak 130 ton.
"Target panen bawang merah tahun ini sebanyak 130 ton, kami optimis bakal tercapai," kata Kepala DTPH Kabupaten Paser Erwan Wahyudi di Tanah Grogot, Selasa.
Dia mengatakan, untuk merealisasikan sasaran tersebut Pemda Paser bakal memberikan support sarana dan prasarana seperti bibit dan perangkat pertanian kepada petani di Desa Tampakan, Kecamatan Batu Engau, nan telah ditetapkan sebagai wilayah pengembangan bawah merah di Kabupaten Paser
"Sudah disiapkan lahan seluas 10 hektar di Desa Tampakan untuk pengembangan bawang merah," ujarnya.
Erwan menuturkan, Desa Tampakan bakal dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang seperti penguatan penangkar bibit dan sarana pengolahan hasil.
“Bangunan penyimpanan bibit di Desa Tampakan sudah dibangun dan dilengkapi tiga unit cultivator,” ujar Erwan.
Dia menjelaskan, pada tahun ini melalui biaya APBN, pemerintah telah menyalurkan support berupa benih, pupuk, dan pestisida kepada para petani di Desa Tampakan.
Selain di Tampakan, DTPH Paser juga melakukan penanaman alias penumbuhan bawang merah di lahan seluas 5 hektar tersebar di beberapa desa antara lain di Desa Sempulang seluas dua hektar, di Desa Olong Pinang seluas satu hektar, di Desa Sekuan Makmur seluas satu hektar dan di Desa Kerang seluas satu hektar.
“Di sana kita salurkan bibit 5.000 kilogram, pupuk organik cair 20 Botol, kapur 30 Zak, NPK Mutiara 25 Zak. Dananya dari APBD Kabupaten Paser,” ucap Erwan.
Kemudian, Pemda Paser juga memberikan support bibit bawang merah varietas Bima Brebes untuk Desa Bai Jaya Kecamatan Batu Engau, Desa Padang Jaya Kuaro dan Desa Sekuan Makmur Kecamatan Muara Komam.
Masing-masing desa mendapat bibit sebanyak 1.700 kg. untuk Desa Sekuan Makmur mendapat support 1 unit cultivator.
Menurut Erwan bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan nan telah diusahakan oleh petani secara intensif.
"Komoditas ini termasuk golongan rempah nan berfaedah sebagai ramuan penyedap makanan serta bahan obat tradisional," jelasnya.
Selain itu komoditas itu juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja nan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi wilayah.
“Komoditi ini bisa mempengaruhi inflasi,” ucapnya.
Menurut Erwan, dari analisa sederhana berasas pengalaman petani di Desa Tampakan dengan penanaman bibit 100 kilogram dibutuhkan modal sebesar Rp10 juta untuk bibit pupuk dan pestisida serta biaya tenaga kerja .
"Besarnya penghasilan setelah dua bulan diperoleh antara Rp18 juta hingga Rp30 juta,” tuturnya.
Gunawan Wibisono/R. Wartono
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023