Trending

Dprd : Sistem Pengendalian Banjir Di Jakarta Butuh Evaluasi - Beritaja

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
dibutuhkan peningkatan sistem drainase, terutama di wilayah rawan yang berulang kali banjir setiap kali hujan deras

Jakarta (BERITAJA) - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike menyebut sistem pengendalian banjir di DKI Jakarta memerlukan pertimbangan lantaran rupanya tidakmampu menampung hujan ekstrem.

"Kami menyoroti soal banjir yang diutamakan adalah pencegahan bukan bertindak ketika sudah terjadi," kata Yuke di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Curah hujan di Jakarta saat ini nyaris sama dengan tahun 2020

Yuke mengatakan, cuaca tidakmampu terus-menerus dijadikan aspek penyebab lantaran jika Jakarta mempunyai sistem pengendalian banjir yang efektif makamampu meminimalkan terjadinya banjir.

Menurut dia, pertimbangan juga mesti dilakukan terhadap efektivitas prasarana drainase, kapabilitas sungai, serta kesiapan pompa dan sistem pengelolaan air di wilayah rawan genangan.

Normalisasi dan naturalisasi sungai, sambung Yuke, mesti dipercepat, lantaran tetap ada 17,7 km normalisasi Sungai Ciliwung yang belum selesai. Sementara wilayah resapan air di Jakarta juga semakin berkurang.

Baca juga: DPRD minta Pemprov DKI kembali laksanakan OMC untuk antisipasi banjir

Selain itu, koordinasi dengan pemerintah pusat perlu diperkuat. Terutama dalam mengelola aliran air dari wilayah hulu dan pengoperasian waduk, serta pintu air.

"Dari sisi teknis, kami bakal meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk memastikan semua pompa air berfaedah optimal," kata dia.

Optimalisasi pompa air, tambah Yuke, tidak hanya saat banjir terjadi. Namun melalui pemeliharaan rutin sebelum musim hujan.

Tidak hanya itu, menurut dia dibutuhkan peningkatan sistem drainase, terutama di wilayah rawan yang berulang kali banjir setiap kali hujan deras.

Baca juga: Pemprov DKI siap bangun tanggul mitigasi guna minimalisir banjir rob

“Kami juga mendorong Pemprov untuk lebih tegas dalam menertibkan gedung liar yang menghalang aliran air," katanya.

Yuke menambahkan bahwa pembangunan tanggul di wilayah pesisir perlu dipercepat untuk mengantisipasi banjir rob.

Yuke berpendapat, solusi jangka panjang mesti segera direalisasikan agar masalah banjir tidak menjadi siklus tahunan tanpa ada perbaikan nyata.

"DPRD bakal terus mengawasi dan mendorong agar setiap program penanggulangan banjir betul-betul melangkah efektif dan tepat sasaran," kata Yuke.

Hingga sekarang Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) tetap terus berupaya untuk menangani banjir di 22 rukun tetangga (RT) dan sejumlah ruas jalan DKI Jakarta.

"Kami berkoordinasi dengan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk penyedotan banjir dan memastikan tali-tali air berfaedah dengan baik," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Kamis (30/1).

Ia menjelaskan selain penyedotan air petugas BPBD DKI Jakarta juga mendistribusikan logistik kepada para korban banjir yang mengungsi di sejumlah letak Jakarta.

Yohan mengatakan telah mendistribusikan logistik berupa nasi boks, selimut, sarung, mukena dan lain sebagainya kepada penduduk terakibat dengan jumlah mencapai 2.000 lebih.

Menurut dia, banjir terjadi di 54 RT dan 23 ruas jalan Jakarta sejak Rabu (29/1) awal hari dan saat ini sudah sudah berangsur surut.


Editor: Dedy
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!