New York (BERITAJA.COM) - Dolar AS merosot dari level tertinggi 2,5 bulan versus yen Jepang pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dan mencatat kerugian mingguan terbesar sejak pertengahan Januari terhadap sekeranjang enam mata duit utama, lantaran para pedagang mundur untuk mengukur jalur kebijakan Federal Reserve.
Para analis mengatakan pasar sebagian besar telah memperhitungkan prospek suku kembang fed fund nan lebih tinggi setelah info ekonomi AS nan kuat baru-baru ini.
Yen, nan sensitif terhadap perbedaan suku kembang jangka panjang AS-Jepang, tampaknya bakal menghentikan penurunan beruntun enam minggunya terhadap dolar AS, lantaran menguat saat imbal hasil obligasi AS 10 tahun turun dari level tertinggi nyaris empat bulan mendekati 4,1 persen.
Indeks dolar, nan mengukur nilai greenback terhadap enam mata duit utama lainnya, turun 0,3 persen menjadi 104,60, dari setinggi 105,36 pada awal pekan, level terkuat sejak 6 Januari. Sepanjang minggu ini, indeks turun 0,5 persen, dengan persentase penurunan terbesar sejak 15 Januari.
Greenback secara singkat memangkas kerugian setelah info menunjukkan sektor jasa-jasa AS tumbuh dengan kecepatan kuat pada Februari, dengan pesanan baru dan lapangan kerja naik ke level tertinggi lebih dari satu tahun. Indeks non-manufaktur Institute for Supply Management (ISM) merosot ke 55,1 dari 55,2 pada Januari.
"Dolar pada dasarnya menikmati empat minggu penuh untung nan betul-betul menghapus kerugian pada Januari," kata Juan Perez, kepala perdagangan di Monex USA di Washington.
"Saat pasar terlihat bakal mengakhiri kuartal pertama nan sulit, ada optimisme nan tumbuh ketika konsentrasi bergeser dari rasa sakit nan mengenai dengan tekanan inflasi dan potensi paruh kedua tahun ini nan makmur meskipun bank sentral melakukan pengetatan melalui suku bunga."
Para analis nan disurvei oleh Reuters mengatakan penguatan dolar baru-baru ini kemungkinan bakal berkarakter sementara, dan mata duit itu bakal melemah sepanjang tahun ini lantaran ekonomi dunia membaik dan ekspektasi Fed bakal menghentikan kenaikan suku kembang jauh di depan Bank Sentral Eropa.
Namun, dolar tampaknya tidak mungkin membalikkan tren naik terbarunya, kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Corpay di Toronto.
"Laporan lowongan pekerjaan dan info penggajian non-pertanian (NFP) minggu depan dapat menyebabkan peningkatan imbal hasil dan dolar. Pedagang condong bergerak dengan hati-hati, terutama pada mata duit nan terpapar pesan bank sentral lokal nan lebih dovish - ialah Aussie, dolar Kanada, dan yen."
Bank sentral Jepang (BoJ), sementara itu, diharapkan mulai membongkar langkah-langkah stimulus luar biasa setelah Gubernur Haruhiko Kuroda pensiun bulan depan.
Data inflasi Tokyo untuk Februari melampaui sasaran BoJ untuk bulan kesembilan, tetapi ukuran inti melambat dari level tertinggi dalam 42 tahun.
Dolar melemah 0,4 persen menjadi 136,26 yen, setelah naik ke 137,10 pada Kamis (2/3/2023), tertinggi sejak 20 Desember. Untuk minggu ini, dolar turun 0,4 persen versus yen, keahlian mingguan terburuk sejak pertengahan Januari.
Euro naik 0,3 persen menjadi 1,0628 dolar, setelah memulai minggu ini di level terendah nyaris dua bulan di 1,0533 dolar.
Sterling naik 0,7 persen terhadap dolar menjadi 1,2032 dolar, di jalur untuk kenaikan 0,4 persen pada minggu ini, keahlian mingguan terbaiknya sejak 20 Januari. Kenaikan sterling terjadi saat Inggris mencapai kesepakatan perdagangan Irlandia Utara pascaBrexit dengan Uni Eropa, sementara survei menunjukkan sektor jasa Inggris tumbuh dengan laju tercepat dalam delapan bulan pada Februari.
Bitcoin turun 4,9 persen menjadi 22.306 dolar AS, setelah menyentuh level terendah 2,5 minggu di 22.000 dolar AS. Ether turun 5,4 persen menjadi 1.559 dolar AS setelah menyentuh 1.543,60 dolar AS, terendah sejak pertengahan Februari.
Berita lain dengan Judul: Emas melonjak 14,10 dolar AS dipicu oleh pelemahan "greenback"
Berita lain dengan Judul: Dolar AS bersiap mencatat kerugian mingguan pertama sejak Januari
Berita lain dengan Judul: Yuan tergelincir 309 pedoman poin menjadi 6,9117 terhadap dolar AS
:
Faisal Yunianto
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023