Salah satu syarat utama anak dapat melangkah adalah anak sudah dapat duduk tegak, tanpa dibantu.
Jakarta (BERITAJA.COM) - Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. dr. Rini Sekartini, SpA(K) tidak menyarankan orang tua untuk mendorong alias mengajari anak belajar melangkah pada usia 7 bulan mengingat biasanya anak tetap belum mempunyai keahlian berdiri lepas di usia tersebut.
"Jadi, tidak betul jika usia 7 bulan diajarkan melangkah lantaran keahlian berdiri lepas saja belum dapat dikuasai anak," kata Rini dalam pernyataan tertulis kepada BERITAJA.COM, Senin.
Pada usia sekitar 9-10 bulan, kata master ahli anak konsultan tumbuh kembang itu, anak baru mulai belajar merambat. Kemudian sekitar usia 10 bulan, anak bakal mulai belajar berdiri lepas (berdiri tanpa berpegangan).
Rini mengatakan keahlian melangkah nan baik pada anak dimulai usia 11 bulan hingga 15 bulan, dan paling akhir tercapai pada usia 18 bulan.
Perkembangan melangkah pada anak meliputi beberapa tahapan. Apabila diamati, kata Rini, sebenarnya perkembangan motor kasar itu dapat melangkah secara natural alias alamiah asalkan stimulasi nan diberikan baik dan tepat sasaran.
"Salah satu syarat utama anak dapat melangkah adalah anak sudah dapat duduk tegak, tanpa dibantu," kata Rini.
Berita lain dengan Judul: Usia maksimal anak belajar jalan
Setelah mempunyai keahlian duduk tegak tanpa dibantu, anak bakal mulai belajar merangkak. Lalu pada saat duduk dengan berpegangan tangan, anak bakal mengangkat badannya ke posisi berdiri. Dengan hasil akhir, anak dapat berdiri dengan berpegangan.
"Pada kondisi ini, anak bakal belajar untuk bisa mencapai keseimbangan tubuhnya. Untuk itu, perlu sekali diberikan kesempatan dan stimulasi agar anak dapat merangkak, mengangkat tubuhnya ke posisi berdiri," kata Rini.
Cara anak mengangkat tubuhnya dari posisi duduk ada beragam cara, salah satunya dengan memegang pinggiran box tempat tidur bayi.
Rini juga tidak menganjurkan penggunaan baby walker, alat bantu bayi belajar berjalan, lantaran menyebabkan anak hanya belajar menggeser kakinya dan tidak mengangkat kakinya. Selain itu, roda pada baby walker dapat membahayakan anak sehingga dikhawatirkan mudah jatuh.
"Pada saat bayi belajar berjalan, lakukan secara alamiah. Taruh bayi di matras, biarkan bayi bereksplorasi. Pastikan ada perangkat nan dapat bayi pegang, untuk menarik tubuhnya ke berdiri, belajar merambat, dan akhirnya melangkah sendiri," kata Rini menjelaskan.
Berita lain dengan Judul: Memuluskan proses anak belajar jalan
Apabila bayi belum mencapai keseimbangan, orang tua disarankan untuk memegang pada bagian pinggul bayi dan biarkan anak mencoba melangkahkan kaki satu persatu.
Rini menambahkan belajar melangkah dan melangkah boleh menggunakan dasar kaki ataupun tidak. Meskipun begitu, dia menyarankan sebaiknya anak menggunakan sepatu nan nyaman, bukan sepatu sandal, saat belajar berjalan.
Sepatu nan digunakan berbobot agak berat agar bayi dapat melangkah dengan mantap. Jika sudah bisa melangkah, ajak anak untuk melangkah di rumput, pasir, lantai dan permukaan lainnya.
"Pastikan juga kebersihannya setelah melangkah di tempat nan kotor," kata Rini menutup penjelasannya.
Berita lain dengan Judul: Psikolog UI: Lato-lato timbulkan emosi positif dan asah motorik
Berita lain dengan Judul: Sepak bola bantu anak kembangkan motorik dan berpikir strategis
Berita lain dengan Judul: Psikolog: kesiapan motorik aspek anak siap sekolah
Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023