Banyak orang nan menganggap bahwa diet saat puasa Ramadan adalah solusi untuk menurunkan berat badan. Nggak salah juga, sih, lantaran faktanya, puasa Ramadan dapat berkontribusi dalam penurunan berat badan. Namun, itu sangat tergantung pada asupan daya nan Anda santap saat buka puasa.¹
Menariknya, puasa Ramadan tak hanya menurunkan berat badan, tetapi juga massa lemak.¹ Hal ini tak hanya membuatmu lebih langsing, tetapi juga sekaligus sehat. Penurunan massa lemak artinya turun juga akibat penyakit nan mengenai dengan kelebihan lemak, seperti kolesterol, penyakit jantung, hingga stroke.
Nah, sebelum Anda memutuskan untuk mengambil melakukannya tahun ini, simak dulu penjelasan berikut mengenai do’s dan don’ts-nya melakukan diet saat puasa Ramadan!
Hal-Hal nan Perlu Kamu Lakukan Ketika Diet Saat Puasa Ramadan (Do’s)
Ingin mendapatkan hasil nan maksimal dari diet saat puasa Ramadan? Jangan sampai salah strategi nan malah berakibat menjadikan Anda sakit ataupun nomor timbangan malah bergeser ke kanan.
Apalagi ada dugaan seperti ini, “Semakin sedikit makanan nan disantap saat puasa, maka semakin banyak pula berat badan nan hilang”. Atau justru sebaliknya, tak sedikit nan berpikir, “Boleh makan apa saja, lantaran toh diganjar dengan puasa selama 13 jam sehari”. Wah, hati-hati, kedua dugaan ini tidak tepat, ya! Karena itu, perhatikan apa-apa saja nan perlu Anda lakukan ketika diet saat puasa Ramadan berikut ini!
1. Tetap sahur
Sahur bukan sekadar mengisi perut sebelum berpuasa, tapi juga banyak manfaatnya untuk kesehatan. Di antaranya adalah mencegah tubuhmu dari rasa lemas dan kondisi kelaparan ekstrem di siang hari, sehingga Anda pun bakal terhindar dari kalap saat berbuka puasa.
Selama ini, banyak orang berpikir untuk melewatkan sahur guna mengurangi asupan kalori. Padahal, itu adalah dugaan nan salah, lho. Para mahir percaya bahwa sahur adalah waktu makan terpenting saat puasa, lantaran memberi faedah campuran antara sarapan dan makan siang.²
Menu sahur disarankan mengandung karbohidrat kompleks nan bakal menimbulkan pengaruh kenyang lebih lama. Lalu perlu datang juga protein nan bisa memberikan persediaan energi. Jangan lupa, tambahkan juga serat dari sayur dan buah agar proses pelepasan daya terjadi secara perlahan. Kalau bingung, coba intip ragam menu sahur dari Masak Apa Hari Ini nan bisa jadi inspirasimu selama sebulan penuh.
2. Konsumsi makanan bergizi seimbang
Saat berpuasa, pola makan sebagian besar orang berubah sifatnya menjadi praktis. Akibatnya, banyak nan memilih makanan sigap saji lantaran lebih mudah untuk disajikan. Sayangnya, makanan semacam ini sering kali tinggi kalori, tapi minim gizi. Padahal, sangat krusial untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, baik saat sahur maupun buka puasa. Makanan bergizi seimbang nan dimaksud di sini adalah nan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan tentunya serat.
Kekurangan salah satu unsur gizi di atas, bisa menimbulkan beragam pengaruh pada tubuhmu nan sedang berpuasa. Misalnya kekurangan karbohidrat bisa membikin lemas, kekurangan vitamin berpotensi menurunkan daya tahan tubuh, dan kekurangan serat bisa menimbulkan masalah pencernaan.
3. Tetap berolahraga
Perasaan lemas saat puasa membikin banyak orang meminimalkan aktivitas fisik, termasuk olahraga. Alasannya, takut haus dan puasanya batal. Padahal, olahraga tetap diperlukan meski Anda sedang puasa, tapi tentu saja jenis olahraganya dipilih nan yang berintesitas ringan hingga sedang, ya. Misalnya, yoga, jalan kaki, alias bersepeda. Lakukan juga di sore hari agar mendekati jam berbuka puasa. Bila di pagi hari, maka bisa jadi tubuhmu lebih sigap lelah, sementara waktu berbuka puasa tetap jauh.
Olahraga bakal membantu tubuh membakar lebih banyak persediaan lemak, sehingga impianmu mendapatkan berat badan ideal bakal lebih mudah tercapai. Kalau cemas haus, boleh juga berolahraga setelah buka puasa.
4. Minum banyak air
Menjaga tubuh tetap terhidrasi merupakan kunci mendapatkan berat badan ideal selama puasa. Tapi, gimana langkah memenuhi asupan cairan selama bulan Ramadan? Pastikan saja Anda minum air nan cukup dalam rentang waktu mulai dari buka puasa hingga sahur.
Untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan, setelah mengonsumsi air hangat dan mengisi perut kamu, Anda bisa pilih jenis takjil minuman segar nan sekaligus melenyapkan dahaga. Misalnya teh melati buah beri, es semangka, alias jus wortel jeruk.
Hal-Hal nan Kamu Harus Hindari (Don’ts)
Fun fact: Saat iftar, jenis takjil nan tersedia di meja makan bisa bikin Anda kalap. Padahal, ini adalah satu dari sekian perihal nan bisa menggagalkan diet saat puasa Ramadan. Yuk, simak daftar hal-hal nan kudu Anda hindari jika mau mendapatkan tubuh lebih ramping setelah puasa satu bulan penuh!
1. Mengonsumsi makanan dengan gula tambahan
Banyak orang menganggap bahwa berbuka puasa kudu menikmati sesuatu nan manis. Padahal, tidak sepenuhnya benar, lho. Makanan alias minuman manis memang dapat membantu meningkatkan kadar gula dpetunjuk nan turun selama berpuasa. Namun, alangkah baiknya jika makanan dan minuman tersebut tidak mengandung gula tambahan, terutama jika Anda mau diet selama puasa ramadan.³
Untuk memberikan daya instan saat buka puasa, disarankan untuk mengonsumsi kurma nan mengandung gula alami sebagai sumber energi. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi buah alias jus nan juga mengandung serat.
2. Menikmati gorengan secara berlebihan
Buka puasa dengan gorengan seumpama jadi tradisi bagi umat Muslim di Indonesia. Menyantap gorengan hangat dan renyah dengan sambal kacang alias cabe rawit, bisa membikin kalap siapa saja saat buka puasa. Tapi tahukah kamu, makan gorengan berlebihan tidak baik untuk kesehatan?
Kandungan lemak dalam gorengan dapat meningkatkan akibat beberapa penyakit, seperti kolesterol, diabetes, hingga penyakit jantung koroner. Selain itu, gorengan juga tinggi kalori dan bisa memicu kegemukan. Bayangkan jika Anda mengonsumsinya secara berlebihan. Bayangan berat badan ideal di akhir Ramadan pun bisa jadi tinggal angan belaka.
Jadi, konsumsi gorengan sewajarnya saja, ya. Memang, di Masak Apa Hari Ini, Anda bisa mendapatkan inspirasi resep takjil gorengan seperti bakwan sayur, lumpia goreng udang, alias tempe goreng tepung, tapi untuk nan sedang berdiet, sebaiknya skip dulu saja, ya.
3. ‘Balas dendam’ saat buka puasa
Tak sedikit nan memilih opsi untuk makan sebanyak-banyaknya sampai perut terasa begah dan sakit. Bahkan ada nan rela mengantre makan di restoran all-you-can-eat satu alias dua jam sebelum waktu berbuka puasa. Kebiasaan ini selain bisa membikin berat badanmu malah bertambah setelah Lebaran, juga dapat meningkatkan akibat gangguan pencernaan.
Yang terbaik adalah berbuka puasa dengan perlahan. Awali dengan minum air untuk menghilangkan dahaga, kemudian lanjutkan dengan takjil buka puasa manis nan tidak mengandung gula tambahan. Setelah itu, beristirahat sembari salat Magrib. Kamu bisa melanjutkan dengan makan malam setelahnya, alias menundanya sepulang dari salat Tarawih.
4. Begadang
Tak sedikit orang nan memilih begadang di bulan Ramadan, dan baru tidur setelah sahur. Jika untuk tujuan ibadah, misalnya itikaf di masjid, boleh saja sesekali melakukannya. Namun jika dilakukan setiap hari, apalagi keesokan harinya Anda tetap kudu beraktivitas di kantor, malah tidak baik untuk kesehatan. nan pasti, bikin Anda juga jadi mudah gemuk.
Kok, bisa? Ya, lantaran ketika kurang tidur, tubuh bakal mengalami perubahan hormon nan mengatur rasa lapar dan nafsu makan. Gegara kurang tidur, Anda bakal mudah merasa lapar, dan muncul kemauan nan lebih kuat untuk mengonsumsi makanan berlemak dan tinggi gula. Hasilnya, diet saat puasa Ramadan pun tinggal kenangan.³
Sekarang, sudah tahu, kan, apa saja hal-hal nan kudu dilakukan dan dihindari jika mau merampingkan tubuh saat puasa? Semoga sukses diet saat puasa Ramadan tahun ini, ya!
Sumber:
- Hamish A. Fernando, et al. 2019. Effect of Ramadan Fasting on Weight and Body Composition in Healthy Non-Athlete Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6412279/ [Dilihat 20 Februari 2023]
- Zakari Ali and Abdul-Razak Abizari. 2018. Ramadan fasting alters food patterns, dietary diversity and body weight among Ghanaian adolescents. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6086999/ [Diakses pada 20 Februari 2023]
- Haya K. Al Khatib, et al. 2018. Sleep Extension is a Feasible Intervention in Free-Living Adults who are Habitually Short Sleepers: a Potential Strategy for Decreasing Intake of Free Sugars? A Randomized Controlled Pilot Study. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5972593/ [Diakses 20 Februari 2023]