Trending

Deepseek Ai Dan Masa Depan Ai Indonesia - Beritaja

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Jika terbukti benar, teknologi DeepSeek mampumenjadi revolusi dalam model bahasa besar (LLM) sebagaimana terobosan Nikola Tesla dengan arus bolak-balik (AC) dalam elektrifikasi.

Meskipun tidak dapat mengatasi keterbatasan mendasar dari model statistik yang berbasis pada info masa lalu, teknologi ini mampumeningkatkan efisiensi biaya hingga ke tingkat yang lebih luas.

Thomas Edison sering dianggap sebagai penemu terbesar sepanjang masa, sementara Nikola Tesla, yang pernah bekerja untuk perusahaan Edison di Paris, sebelum beranjak ke Amerika Serikat, kurang dikenal. Namun, terobosan Tesla dengan AC-lah yang memungkinkan elektrifikasi massal yang terjangkau, dibandingkan dengan teknologi arus sepetunjuk (DC) Edison yang mahal dan hanya mampudinikmati oleh kalangan kaya.

Hal serupa sekarang terjadi dalam bumi logika imitasi (AI). DeepSeek AI, hasil penemuan penanammodal China Liang Wenfeng, diklaim mempunyai performa sekelas OpenAI dan Google, tetapi dibuat dengan biaya lebih rendah dan perangkat keras yang lebih murah. Jika klaim ini terbukti benar, akibatnya mampusangat besar, termasuk terhadap industri chip dunia yang selama ini mendominasi pengembangan AI.

Sejak peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada akhir 2022, revolusi AI semakin terasa. Dalam lima hari, ChatGPT meraih satu juta pengguna, dan dalam dua tahun, jumlah pengguna mingguan mencapai 300 juta.

Raksasa teknologi, seperti Microsoft, Meta, dan Alphabet, menginvestasikan miliaran dolar ke pusat info dan pengembangan AI, dengan angan dapat mendominasi industri ini. Pada tahun 2024, Nvidia, perusahaan kreator chip AI, mencapai valuasi tertinggi di bumi dengan kapitalisasi pasar meningkat sembilan kali lipat dalam dua tahun, mencapai lebih dari 2 triliun dolar AS.

Namun, investasi besar ini belum tentu menghasilkan nilai yang sepadan bagi pengguna akhir. Model AI yang ada tetap berjuntai pada pola statistik, yang berfaedah bahwa prediksinya sangat dipengaruhi oleh info historis.

AI tidak mampuberimajinasi alias melakukan interpretasi imajinatif seperti manusia. Namun, dalam banyak kasus, AI cukup baik untuk tugas-tugas tertentu, seperti kajian info dan pengolahan teks otomatis. Keberhasilan DeepSeek dalam mengembangkan model AI yang lebih murah dan irit daya mampumenjadi tantangan besar bagi industri chip.

Berita tentang teknologi DeepSeek menghapus sekitar 600 miliar dolar AS dari kapitalisasi pasar Nvidia dalam satu hari. Ini juga mempengaruhi nilai saham perusahaan semikonduktor lainnya dan perusahaan penyedia listrik untuk pusat data.

Di Indonesia, mengambil AI tetap dalam tahap awal, tetapi berkembang pesat. Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), nilai pasar AI di Indonesia diproyeksikan mencapai 1,2 miliar dolar AS Open AIpada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 40 persen sejak 2020. AI mulai diterapkan di beragam sektor, seperti perbankan, jasa pelanggan, dan industri manufaktur.

Namun, ada tantangan besar mengenai prasarana dan biaya. Implementasi AI saat ini memerlukan perangkat keras mahal, seperti chip Nvidia yang dominan di pasaran. Jika teknologi DeepSeek terbukti mampumenjalankan model AI dengan perangkat keras yang lebih murah, ini mampumembuka kesempatan besar bagi perusahaan dan perusahaan tintisan di Indonesia untuk mengangkat AI dengan biaya lebih rendah.

Salah satu sektor yang dapat diuntungkan adalah sektor keuangan. Bank Indonesia telah mulai menerapkan AI dalam kajian akibat angsuran dan penemuan fraud. Dengan model AI yang lebih irit biaya, perbankan nasional dapat meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan jasa finansial digital.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penggunaan AI dalam industri finansial dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30 persen dan mengurangi biaya jasa pengguna hingga 40 persen.

Di sektor manufaktur, penggunaan AI untuk optimasi produksi dan pemeliharaan prediktif juga sedang berkembang. Menurut info Badan Pusat Statistik (BPS), sektor manufaktur berkontribusi sekitar 19 persen terhadap PDB Indonesia pada 2023. Implementasi AI yang lebih murah dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing industri manufaktur nasional. Penerapan AI dalam manufaktur dapat meningkatkan efisiensi produksi hingga 25 persen dan mengurangi limbah bahan baku sebesar 15 persen.

Salah satu model AI yang paling dikenal saat ini adalah ChatGPT, yang dikembangkan oleh OpenAI. ChatGPT telah dipergunakan dalam beragam sektor, termasuk pendidikan, pemasaran, dan jasa pelanggan. Menurut laporan OpenAI, ChatGPT telah membantu meningkatkan produktivitas hingga 40 persen dalam industri penulisan dan penerjemahan, serta mengurangi waktu pengerjaan tugas administratif hingga 30 persen.

Namun, ada keterbatasan dalam model AI generatif, seperti ChatGPT. Model ini tetap memerlukan daya komputasi besar dan biaya operasional tinggi, yang menjadi tantangan bagi negara berkembang, seperti Indonesia. Dengan adanya teknologi DeepSeek yang diklaim lebih irit daya, ada kemungkinan bahwa model seperti ChatGPT mampudijalankan dengan biaya yang lebih rendah dan diakses lebih luas oleh masyarakat Indonesia.

Selain itu, ChatGPT dan AI generatif lainnya sering kali terbatas dalam memahami konteks lokal. Model seperti DeepSeek mampumenjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengembangkan AI yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasional, misalnya dengan mendukung lebih banyak bahasa wilayah dan konteks budaya yang lebih relevan.

Implikasi kebijakan

Jika teknologi DeepSeek terbukti efektif, ada beberapa implikasi kebijakan yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia.

Pertama, investasi dalam prasarana AI yang lebih murah. Pemerintah dapat mendorong investasi dalam prasarana AI yang lebih irit daya dan tidak terlalu berjuntai pada chip kelas atas. Ini dapat dilakukan dengan kerja sama dengan perusahaan teknologi dunia dan mendukung perusahaan rintisan lokal yang mengembangkan solusi AI berbasis perangkat keras yang lebih murah.

Kedua, izin dan standarisasi AI. Dengan meningkatnya penggunaan AI, krusial bagi Indonesia untuk mengembangkan izin dan standar nasional mengenai AI. Ini termasuk standar transparansi algoritma, keamanan data, serta etika dalam penggunaan AI di sektor publik dan swasta.

Ketiga, support peneloitian dan pengembangan (R&D) untuk pengembangan AI lokal. Pemerintah dapat meningkatkan pendanaan untuk penelitian dan pengembangan AI di universitas dan lembaga riset nasional. Kolaborasi dengan sektor swasta juga dapat mendorong penemuan dalam pengembangan model AI yang lebih efisien dan relevan dengan kebutuhan Indonesia.

Keempat, penguatan SDM dalam teknologi AI. Pengembangan talenta AI mesti menjadi prioritas. Saat ini, Indonesia tetap kekurangan tenaga mahir di bagian kepintaran buatan. Program training dan kerja sama dengan universitas internasional dapat membantu meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kerja AI di Indonesia.

Kelima, diversifikasi pasar teknologi. Selama ini, perusahaan Indonesia sangat berjuntai pada teknologi dari Amerika Serikat dan Eropa. Dengan adanya alternatif, seperti DeepSeek dari China, Indonesia dapat mempertimbangkan diversifikasi sumber teknologi untuk mengurangi ketergantungan dan meningkatkan daya saing.

DeepSeek AI berpotensi menjadi game changer dalam bumi kepintaran buatan, sama seperti gimana Tesla merevolusi elektrifikasi dengan arus bolak-baliknya. Jika terbukti benar, teknologi ini mampumemangkas biaya operasional AI secara drastis dan membuka kesempatan mengambil AI yang lebih luas, termasuk di Indonesia.

Bagi Indonesia, ini mampumenjadi kesempatan untuk mempercepat transformasi digital, tanpa mesti terbebani oleh biaya prasarana yang mahal. Namun, keberhasilan pemanfaatan AI juga berjuntai pada kebijakan yang tepat dalam perihal regulasi, investasi, pengembangan SDM, serta kerjasama dengan beragam pihak.

*) Dr.Aswin Rivai, SE, MM adalah pemerhati ekonomi dan pengajar di FEB UPN Veteran, Jakarta

Copyright © BERITAJA 2025




anda berada diakhir artikel berita dengan judul:

"Deepseek Ai Dan Masa Depan Ai Indonesia - Beritaja"






Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!