Trending

China Dukung Thailand Putus Listrik Sindikat Penipu Di Myanmar - Beritaja

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Beijing (BERITAJA) - Pemerintah China mendukung tindakan Thailand yang memutuskan aliran listrik ke beberapa wilayah di Myanmar yang menjadi letak penipuan telekomunikasi lintas pemisah berbobot miliaran dolar AS.

"Soal penipuan telekomunikasi lintas pemisah di sepanjang perbatasan Thailand dan Myanmar, China berupaya keras untuk meminta negara-negara mengenai untuk bersama-sama mencari solusi dengan konsultasi. Kami menyambut baik tindakan tegas yang diambil oleh negara terkait," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konvensi pers di Beijing pada Rabu (2/5).

Thailand pada Rabu (5/2) memutus pasokan listrik ke beberapa wilayah di Myanmar yang menjadi letak industri penipuan daring, pertaruhan terlarangan hingga promosi investasi tiruan berbobot miliaran dolar AS.

Menteri Dalam Negeri Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan negaranya telah menghentikan pasokan listrik ke Myanmar di lima letak berasas keputusan Dewan Keamanan Nasional saat meninjau stasiun kontrol di jaringan listrik nasional untuk memandang pemutusan pasokan listrik dalam satu aktivitas yang disiarkan langsung di televisi.

Pendapatan tahunan dari listrik yang dijual di wilayah tersebut sendiri sekitar 600 juta baht (17,8 juta dolar AS) tetapi penipuan dari wilayah tersebut menyebabkan kerugian sekitar 80 juta baht (2,3 juta dolar AS) di Thailand setiap harinya.

"Kami siap bekerja sama dengan Thailand dan negara-negara lain untuk meningkatkan kerja sama penegakan hukum, menindak tegas pertaruhan daring dan penipuan telekomunikasi, melindungi keselamatan penduduk negara China di luar negeri serta menjaga lampau lintas di perbatasan China dan negara-negara mengenai tetap melangkah lancar," tambah Lin Jian.

Lin Jian pun menegaskan posisi China mengenai migrasi terlarangan konsisten dan jelas.

"Kami dengan tegas menentang segala corak migrasi terlarangan dan menentang segala tindakan yang mendukung alias apalagi mendukung migrasi ilegal. China menjunjung tinggi supremasi hukum, kami bakal meningkatkan kerja sama penegakan norma dan keamanan internasional untuk menyelesaikan beragam masalah yang relevan," ungkap Lin Jian.

Dilaporkan meski ada pemutusan pasokan listrik, setidaknya satu kompleks penipuan tetap beroperasi, sehingga tidak jelas apakah pemutusan listrik tersebut berakibat pada operasi situs penipuan lain di wilayah tersebut.

Pabrik penipuan daring yang diduga banyak yang dijalankan oleh sindikat kejahatan China telah merebak di Myanmar, negara yang telah dilanda perang kerabat sejak militer merebut kekuasaan pada 2021.

Banyak juga pekerja migran yang tertipu dan dipaksa untuk melakukan skema penipuan daring di kompleks yang dijaga ketat. Diduga sekitar 6.500 korban dari 23 negara ditahan di kompleks penipuan, termasuk sekitar 4.500 penduduk negara China.

Salah satu kompleks penipuan berada di kota Myawaddy, di tepi sungai yang memisahkan Thailand dan Myanmar sehingga mereka dapat memanfaatkan jasa listrik dan telekomunikasi yang lebih maju dari Thailand.

Kompleks penipuan tersebut telah beraksi selama bertahun-tahun, dilindungi oleh abdi negara korup dan melanggar norma yang telah lama memenuhi wilayah perbatasan Myanmar.

Thailand mendapat tekanan lantaran untuk mengurangi support atas aktivitas pidana tersebut.

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra saat ini juga sedang mengunjungi Beijing untuk berjumpa Presiden China Xi Jinping.

Pada 2023, pasokan listrik dari Thailand ke Shwe Kokko dan Lay Kay Kaw di kota Myawaddy, Myanmar juga sempat diputus setelah perjanjian dengan pemerintah Myanmar berakhir. Namun, masyarakat setempat di Mae Sot, kota Thailand di seberang perbatasan Myawaddy, mengatakan upaya di kota-kota yang terkena akibat terus melangkah tanpa gangguan.

Baca juga: Myanmar bakal tindak tegas pejabat terlibat gambling online

Baca juga: China tolak usulan pemindahan penduduk Palestina dari Gaza


Editor: Dedy
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!