Ada dua sumber CNG untuk memastikan keandalan gas agar tidak terganggu
Jakarta (BERITAJA.COM) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) berbareng PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), melaksanakan pengawasan terhadap pembangunan jaringan gas bumi (jargas) untuk rumah tangga dan pengguna mini di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"BPH Migas berupaya sesuai dengan tugas dan kegunaan dalam menetapkan tarif jargas nantinya nan mendekati nilai keekonomian masyarakat dan PGN untuk keberlanjutan pembangunan jargas. Kami juga terus mendorong PGN memperbanyak pengguna untuk memperluas jargas," ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati saat melakukan kunjungan ke calon pengguna jargas di Sleman, DIY, Jumat.
Dalam keterangannya nan dikutip di Jakarta, Erika mengatakan jargas menjadi salah satu program jagoan pemerintah pada masa transisi daya saat ini.
PGN berencana mengembangkan jargas di Yogyakarta sebanyak 12.900 sambungan rumah (SR) secara berjenjang menggunakan investasi internal PGN, nan dimulai dari Desa Caturtunggal, Sleman, dan Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta.
Berita lain dengan Judul: Monitoring Pengembangan Jargas Mandiri, Wilayah Yogyakarta – Sleman Gas In Juni 2023
Selain itu, PGN juga melakukan captive market di sektor komersial dan industri. Dalam penyediaan gas alam terkompresi (CNG) di Sleman itu, PGN bersinergi dengan Subholding Gas Grup dengan perkiraan kebutuhan 0,44 BBTUD.
Menurut Erika, Yogyakarta belum mempunyai jaringan pipa gas, sehingga menggunakan CNG, nan berasal dari wilayah Jateng.
"Ini sama saja, nan krusial gas bumi dapat segera dimanfaatkan untuk jargas sehubungan dengan program transisi daya melalui pemanfaatan daya bersih, sehingga edukasi juga kudu didorong di masyarakat untuk menggunakan daya bersih," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas menambahkan ada dua skema mengenai alokasi pasokan gas untuk jargas di Yogyakarta.
Pertama, menggunakan CNG dari sumur gas di sekitar Jawa Tengah alias dapat diangkut dari SPBG terdekat untuk disalurkan ke pelanggan.
"Ada dua sumber CNG untuk memastikan keandalan gas agar tidak terganggu," ujar Wahyudi.
Dalam pengembangan jargas di Yogyakarta itu, PGN menggunakan pipa gas berdiameter 180 mm, pipa 90 mm, pipa 63 mm, pressure reducing system (PRS), regulating station (RS), serta pipa untuk menyambungkan ke rumah dan kompor pelanggan.
"Pembangunan prasarana gas bumi di Yogyakarta sudah melangkah seperti pemasangan pipa pengedaran kurang lebih 75,26 kilometer. Pembangunan kami dalam tujuh sektor. Di beberapa sektor sudah ada nan tersambung ke rumah-rumah penduduk dan siap untuk gas in," ungkap General Manager PGN Sales and Operation Regional III (SOR III) Edi Armawiria.
Edi juga menambahkan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta menjadi wilayah perintis untuk pembangunan jargas nan dapat menjadi stimulus perkembangan ekonomi masyarakat hingga industri mini di Jawa bagian selatan.
PGN juga telah melayani 200 pengguna rumah tangga, pengguna kecil, hingga komersial di Magelang, nan dipasok CNG dengan pemakaian 2.800 m3 per bulan.
Selain itu, Balkondes PGN Karangrejo juga menggunakan gas bumi dengan pemakaian 6.000 m3 per bulan.
"Dukungan dari BPH Migas, pemerintah, stakeholder, serta masyarakat terhadap upaya ekspansi jargas sangat kami butuhkan agar pembangunan jargas dan manfaatnya dapat dirasakan secara nyata. Tentunya, juga berkontribusi dalam upaya penggunaan daya nan lebih bersih di masa transisi energi," ujar Edi.
Berita lain dengan Judul: BPH Migas lakukan monitoring jargas rumah tangga PGN di Semarang
Kelik Dewanto
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023