Bonding Yang Kuat Dengan Orang Tua Cegah Anak Terkena Adiksi Gawai - Beritaja
Tangerang (BERITAJA) - Dokter ahli kedokteran jiwa lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan ikatan emosional (bonding) yang kuat antara anak dengan orang tua dapat mencegah anak terkena adiksi gawai.
“Ini tergantung dari pola asuh orang tua dan anaknya, biasanya anak punya hobi, orang tua punya hobi. Intinya, aktivitas apapun yang mampumeningkatkan bonding antara orang tua dan anak itu sangat baik,” kata dr. Julian Raymond Irwen SpKJ dalam wawancara eksklusif berbareng BERITAJA di Tangerang, Banten, Kamis.
Julian menekankan anak perlu mendapatkan pendampingan dari orang tua dalam menggunakan gawai. Bentuk pendampingan yang diberikan pun tidak sekadar hanya menemani dan melihat, tetapi lebih menjadikan penggunaan gawai seperti pembelajaran.
Orang tua dapat membujuk anak melakukan aktivitas menarik seperti mendiskusikan video alias gim yang sedang dimainkan. Hal ini membantu anak berlatih mendeskripsikan suatu objek yang sedang menarik baginya.
Baca juga: Cara orang tua dukung minat anak jadi "gamer" tanpa imbas kecanduan
Aktivitas di dalam ruangan lain yang dapat dilakukan. ialah membaca kitab kesukaan bersama-sama, sehingga anak merasa waktu yang dihabiskan berbareng orang tua jadi lebih berharga.
Bagi orang tua dengan anak yang doyan bermain di luar ruangan, bonding dapat diperkuat dengan adanya rencana pergi bersepeda bersama, berenang alias sekadar memburu makanan-makanan enak.
“Atau misalnya jika memang orang tua sedang tidak terlalu punya banyak waktu, kita mampumemberikan anak aktivitas seperti les olahraga seperti berenang, bulu tangkis dan lain sebagainya, alias les yang mungkin berangkaian dengan kegemaran anak seperti musik,” ucapnya.
Baca juga: Psikolog: Penggunaan media sosial bukan dilarang tapi dibimbing
Dokter yang praktik di Rumah Sakit Hermina Bitung tersebut mengatakan jikalau orang tua terpaksa mesti memberikan kesempatan bagi anak menggunakan gawai, maka disarankan untuk menggunakan aplikasi parental control dan menyepakati lamanya lama anak mampumemainkannya.
Aturan dan pengawasan tersebut diharapkan dapat melibatkan pihak lain dalam family seperti kakek dan nenek, yang sama-sama berkomitmen untuk mencegah anak terkena adiksi gawai.
Menurut dia komitmen tersebut bakal meminimalkan akibat anak terkena akibat jelek dari kecanduan bermain gawai dan menciptakan ruang bagi anak untuk tumbuh lebih optimal. Selain itu, diharapkan orang tua dapat jadi role model yang dapat dicontoh anak dalam bijak menggunakan gawai.
“Indonesia ini sangat kultural dan komunal. Anak enggak hanya tinggal sama ayah dan ibu, tapi ada nenek. Jadi mesti ada komitmen bersama, sehingga anak punya role model ideal lantaran pembentukan karakter dan kebiasaan ditentukan dimulai dari rumah,” kata Julian.
Baca juga: Psikolog sarankan orang tua atur agenda anak main pakai gawai
Baca juga: Atasi kecanduan gawai pada anak dengan belajar pemrograman
Editor: Dedy
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: