Kami imbau masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika area tersebut ada rimba nan dikhawatirkan terjadi kebakaran rimba dan lahan
Balikpapan (BERITAJA.COM) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan kembali mendeteksi titik panas di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, setelah pekan lampau mendeteksi lima titik panas di kabupaten tersebut.
"Pada Minggu 26 Februari lampau ada lima titik panas di Kutai Timur, kemudian padam setelah ditangani pihak terkait. Kini ada lagi sembilan titik panas di kabupaten itu," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu.
Sebanyak sembilan titik panas tersebut terpantau sepanjang Jumat (3/3) mulai pukul 01.00-24.00 WITA, kemudian telah disampaikan ke lembaga terkait, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik tingkat Provinsi Kaltim maupun Kabupaten Kutai Timur agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Titik panas tersebut, lanjutnya, tersebar di tiga kecamatan ialah di Kecamatan Bengalon (empat titik), Kaubun (empat titik), dan Kecamatan Telen (satu titik). Sedangkan lima titik panas sebelumnya tersebar pada dua kecamatan ialah di Kaubun (tiga titik) dan Bengalon (dua titik).
Berita lain dengan Judul: BMKG penemuan 18 titik panas di Kaltim
Mengingat di area itu sering terdeteksi titik panas, maka dia membujuk masyarakat, dinas nan menangani hutan, pertanian, kehutanan, dan BPBD setempat, untuk sama-sama melakukan mitigasi, sehingga minimal dapat mengurangi titik panas.
Secara umum pun dia mengimbau semua komponen masyarakat di seluruh Kaltim sama-sama berjaga guna menghindari munculnya titik panas.
"Kami imbau masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika area tersebut ada rimba nan dikhawatirkan terjadi kebakaran rimba dan lahan (karhutla)," ujarnya.
Saat ini sebenarnya, kata dia, tetap masuk musim hujan, namun ada beberapa area di Kaltim nan secara bergantian terjadi terik dalam beberapa hari beruntun, sehingga terik mentari tersebut bisa mengakibatkan sejumlah lahan kering dan mudah terbakar.
Berita lain dengan Judul: BMKG penemuan sembilan titik panas di Kaltim
M.Ghofar
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023