Trending

Bksda Nonaktifkan Tiga Perangkap Harimau Di Mukomuko - Beritaja

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Mukomuko (BERITAJA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu menonaktifkan tiga kerangkeng perangkap harimau yang terpasang di Kabupaten Mukomuko yang sejak 21 hari yang lampau tetapi sampai sekarang tidak ada harimau masuk perangkap.

"Setelah perangkap harimau dinonaktifkan selanjutnya pemantauan, penelusuran, dan upaya tindak lanjut lainnya," kata Kepala Resor BKSDA Kabupaten Mukomuko Damin saat dihubungi dari Mukomuko, Rabu.

BKSDA Bengkulu sejak 21 hari memasang tiga perangkap setelah seorang penduduk Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, berjulukan Ibnu Oktavianto (22) ditemukan meninggal bumi di kebun kelapa sawit milik Ari Cahyono pada Selasa (7/1) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Kemudian, satu ekor sapi milik Deden Nurjamil, penduduk Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya ditemukan meninggal akibat dimangsa harimau.

Baca juga: BKSDA Mukomuko siaga personel antisipasi bentrok baru dengan harimau

Baca juga: Tiga perangkap BKSDA belummampu tangkap harimau di Mukomuko

BKSDA Bengkulu memasang perangkap harimau di Kabupaten Mukomuko selama 21 hari berasas standar operasional prosedur (SOP).

Damin mengatakan penonaktifan perangkap berbentuk kotak alias "Box Trap" dilakukan oleh BKSDA berbareng dengan Polsek Teras Terunjam, Koramil alias Babinsa, masyarakat, dan pemerintahan desa.

Damin menyatakan, meskipun perangkap harimau dinonaktifkan, analisa tetap dilanjutkan oleh tim Kementerian Kehutanan.

Selanjutnya, dia mengimbau penduduk di wilayah Kabupaten Mukomuko agar tetap waspada jika melakukan aktivitas di luar rumah lantaran harimau yang memangsa seorang penduduk dan satu ekor sapi tetap berkeliaran di wilayah itu.

Sementara itu, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Bengkulu menyebut salah satu penyebab harimau keluar dari rimba dan memangsa manusia dan sapi di Kabupaten Mukomuko diduga lantaran kehabisan mangsa utamanya seperti babi rimba yang banyak terserang penyakit African Swine Fever (ASF).

"Yang jelas ada kaitannya harimau keluar lantaran dia susah mencari babi sebagai mangsanya di hutan, selain alih kegunaan rimba menjadi perkebunan kelapa sawit," kata Ketua Cabang PDHI Provinsi Bengkulu Yeni Misra.*

Baca juga: Petani sawit Mukomuko was-was saat panen, cemas serangan harimau

Baca juga: Pemkab Mukomuko ajak semua pihak sinergi cegah bentrok harimau


Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!