Bengkulu (BERITAJA) - Bank Indonesia (BI) menilai ekonomi Provinsi Bengkulu ke depan krusial sekali untuk tidak berjuntai pada sektor primer dan konsumsi rumah tangga saja.
"Sudah saatnya Bengkulu mulai beranjak pada perekonomian yang memberikan pengaruh pengganda jangka panjang, ialah melalui peningkatan investasi," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu Nugraha, di Bengkulu, Sabtu.
Pertumbuhan ekonomi yang berjuntai dari sektor primer seperti komoditas pangan, rentan terpengaruh dengan kondisi kecukupan produksi dan pengedaran komoditas.
Ketika produksi rendah alias pengedaran tersendat, perihal itu menyebabkan nilai komoditas melambung tinggi, tentu membebani daya beli masyarakat.
Sebaliknya, produksi yang melimpah membikin nilai di tingkat petani menjadi rendah, perihal itu mengakibatkan kerugian pada petani, katanya pula.
Menurut dia lagi, kondisi-kondisi tersebut pastinya mempengaruhi sektor konsumsi rumah tangga. Saat nilai komoditas tinggi, daya beli menurun dan konsumsi rumah tangga pun ikut tertahan hasilnya bakal membikin pertumbuhan ekonomi melambat ketika hanya berjuntai pada sektor konsumsi rumah tangga alias primer.
BI menginisiasi upaya peningkatan investasi wilayah sebagai salah satu langkah transformasi perekonomian Bengkulu, agar tidak berjuntai pada sektor primer dan konsumsi rumah tangga saja.
"KPwBI Provinsi Bengkulu melakukan upaya peningkatan investasi tersebut, salah satunya melalui penguatan ekosistem pariwisata di Provinsi Bengkulu khususnya pada bagian wastra sebagai daya tarik wisata," kata dia lagi.
Kemudian, pengembangan dilakukan dari sisi corak dan kreasi wastra supayamampu bersaing dengan wastra nasional. Upaya itu dilakukan untuk dapat mendorong ekspansi pasar serta akseptasi masyarakat terhadap motif unik yang dimiliki Provinsi Bengkulu.
Kemudian, BI juga menggelar Bencoolen Regional Investment Economic Forum (BRIEF) sebagai sarana mempertemukan destinasi investasi, pemerintah daerah, para pihak dengan para investor.
Kegiatan BRIEF tersebut diharapkan menjadi wadah memperkenalkan potensi investasi daerah. Selain BRIEF, BI berbareng pemerintah wilayah juga meluncurkan Regional Investor Relations Unit (RIRU) Regional Association For Accelerating Sustainable Investment Activity (Rafflesia) sebagai upaya mengakselerasi investasi daerah.
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024