Bi Jateng: Diskon Tarif Listrik Turunkan Tekanan Inflasi - Beritaja
Semarang (BERITAJA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menyebut bahwa kebijakan pemberian potongan nilai tarif listrik 50 persen kepada rumah tangga pengguna PT PLN dengan daya di bawah 2.200 VA mampumenurunkan tekanan inflasi.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra di Semarang, Rabu, menjelaskan bahwa kebijakan potongan nilai tarif listrik yang bertindak selama Januari dan Februari 2025 itu memang mempengaruhi tekanan inflasi.
Menurut dia, penurunan tekanan inflasi Januari 2025, terutama dipengaruhi oleh penurunan nilai pada golongan perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil deflasi mencapai 1,13 persen (mtm).
Bahkan, kata dia, penurunan nilai listrik yang besar terhadap penurunan inflasi menyebabkan deflasi secara umum pada indeks nilai konsumen (IHK) periode Januari 2025.
Pada Januari 2025, Jateng mengalami deflasi sebesar 0,46 persen (month to month/mtm) sejalan dengan nasional yang juga mengalami deflasi sebesar 0,76 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,28 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,76 persen (yoy).
Ia mengatakan bahwa secara spasial seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami deflasi, dengan deflasi terdalam terjadi di Kota Semarang sebesar 0,69 persen (mtm).
Di sisi lain, kata dia, tekanan inflasi pada golongan makanan, minuman dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,54 persen (mtm), terutama dipengaruhi oleh nilai minyak goreng yang kembali meningkat disebabkan keterlambatan pengedaran akibat libur panjang.
Tekanan inflasi juga terjadi pada komoditas cabe merah dan cabe rawit seiring dengan pasokan yang terbatas lantaran tetap berada pada periode masa tanam, sedangkan masa panen cabe diperkirakan berjalan pada Februari-Maret 2025.
Tekanan inflasi pada golongan makanan, minuman dan tembakau, kata dia, tertahan oleh penurunan nilai komoditas bawang merah seiring dengan panen yang tetap terjadi pada sejumlah sentra produksi di Jateng, serta penurunan nilai telur ayam ras seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Kenaikan nilai beberapa komoditas pangan, lanjut dia, berpengaruh terhadap peningkatan nilai nasi dengan lauk yang mendorong tekanan inflasi pada golongan penyediaan makanan, minuman/restoran hingga mencapai andil sebesar 0,04 persen (mtm).
Ia menambahkan peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada golongan perawatan pribadi dan jasa Lainnya (0,03 persen/mtm) yang disebabkan oleh kenaikan nilai emas perhiasan seiring dengan peningkatan nilai emas bumi akibat ketidakpastian global.
Berdasarkan info Trading Economics, nilai emas bumi meningkat sebesar 5,22 persen dibandingkan bulan lalu.
Dalam rangka menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, dia memastikan BI berbareng dengan para pemangku kepentingan di wilayah yang tergabung dalam Forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jateng bakal terus berkoordinasi dan bekerja sama.
"Kami bakal melaksanakan beragam program pengendalian inflasi, termasuk upaya mitigasi akibat deflasi, bagi masyarakat maupun pelaku usaha. Dengan demikian inflasi di Jateng dapat terjaga di rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng dapat hibah truk dari BI untuk kendalikan inflasi
Baca juga: BI Jateng-Pemkot Semarang gelar "The Jewel of Central Java"
Baca juga: BI Jateng proyeksikan perekonomian terus tumbuh 2025
Baca juga: BI Jateng: Cabai kering dan pasta bawang mampukendalikan inflasi
Editor: Dedy
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: