Jakarta (BERITAJA.COM) - Pakar gizi Mochammad Rizal membagikan contoh menu makan nan menerapkan pembagian porsi santapan sehat dan seimbang demi mencegah terjadinya obesitas
Dia dalam keterangan tertulis, Sabtu menyebutkan, menu pada pagi hari misalnya terdiri dari nasi putih satu sendok, telur dadar dua butir dengan minyak sedikit, oseng tempe dan cah sayur.
Kemudian pada siang hari menu nan disarankan nasi putih satu sendok, sayur masam satu mangkok, lauk pilih nan tidak digoreng misal pepes tahu dan bisa juga menyantap buah nan mempunyai kandungan air tinggi seperti jeruk dan jambu air menjelang makan siang.
Pada sore hari, Rizal mencontohkan menu berupa camilan buah alias susu.
"Jika mau berolahraga bisa mengonsumsi sumber daya nan mengandung gula, misal roti," kata dia.
Sementara menu pada malam hari ialah nasi putih satu sendok alias mi instan, dada ayam direbus alias dibakar (cara masak lainnya nan bukan digoreng), lalapan satu mangkok dan sambal.
Berita lain dengan Judul: Obesitas bukan sekadar soal tak pantas
Rizal mengingatkan orang-orang memastikan porsi makanan nan dikonsumsi tidak terlalu besar alias terlalu kecil. Merujuk rekomendasi Kementerian Kesehatan, orang-orang bisa membagi piring menjadi tiga bagian.
Ketiga bagian ini ialah separuh isi piring diisi oleh sayuran dan buah, seperempat isi piring diisi oleh protein seperti daging, telur alias ikan serta seperempat lainnya diisi oleh sumber karbohidrat seperti nasi, mi alias roti.
Tak hanya soal pola makan, style hidup sehat lainnya juga berkedudukan mencegah obesitas ialah berolahraga 150 menit per minggu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan orang-orang berolahraga minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang hingga rendah.
“Penting bagi masyarakat untuk memilih jenis olah raga nan seimbang, seperti mengombinasikan latihan aerobik dan angkat beban agar massa otot dan lemak tetap seimbang dalam tubuh untuk mencapai berat badan nan ideal,” jelas Rizal.
Rizal lampau merekomendasikan orang-orang meningkatkan hormon dopamin dengan melakukan aktivitas menyenangkan. Menurut dia, aspek psikologis memengaruhi peningkatan akibat obesitas.
“Stres bisa menghasilkan hormon kortisol nan memicu penumpukan lemak dan kemauan makan berlebihan," tutur Rizal.
Untuk mengatasi stres, sambung dia, masyarakat condong mengonsumsi gula secara berlebih untuk meningkatkan hormon dopamin, namun perihal tersebut justru meningkatkan akibat obesitas.
Berita lain dengan Judul: Jangan obesitas agar tak kena kanker
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023