Bagaimana Asap Konklaf Terbentuk? Ini Rahasia Warna Hitam Dan Putih - Beritaja
Jakarta (BERITAJA) - Terpilihnya Paus baru, Leo XIV, yang merupakan Paus pertama dari Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan bumi setelah asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Kamis (8/5) petang sekitar pukul 18.00 waktu Vatikan (23.00 WIB). Asap putih ini menandai bahwa konklaf telah mencapai keputusan dan seorang Paus baru telah terpilih oleh para kardinal elektor.
Namun di kembali momen berhistoris tersebut, muncul pertanyaan yang kerap mengemuka setiap kali berlangsungnya konklaf: gimana asap konklaf terbentuk dan kenapa warnanya mampu berbeda, ialah hitam dan putih?
Dikutip dari Catholic News Agency, secara historis, asap putih dihasilkan dari pembakaran surat suara alias ballot yang dicampur dengan jerami kering. Sementara asap hitam, yang menandakan belum terpilihnya Paus, berasal dari pembakaran surat suara dengan jerami basah yang ditambahkan ter atau bahan kimia unik untuk menghasilkan warna gelap.
Seiring berjalannya waktu, metode tradisional tersebut telah mengalami perubahan. Sejak konklaf tahun 2005, Vatikan mulai menggunakan senyawa kimia unik untuk memastikan warna asap yang lebih jelas dan mudah dikenali oleh publik.
Baca juga: Paus baru terpilih pada konklaf hari kedua
Asap putih sekarang dihasilkan dari pembakaran kombinasi bahan kimia berupa kalium klorat (potassium chlorate), laktosa, dan resin pinus yang dikenal juga sebagai rosin atau Greek pitch. Sementara itu, asap hitam dibentuk dari campuran kalium perklorat (potassium perchlorate), antrasena, dan belerang.
Mekanisme pembakaran tersebut melibatkan dua tungku: satu tungku lama yang dipergunakan untuk membakar surat suara, dan satu tungku modern yang dihubungkan dengan sistem elektronik. Saat surat suara dibakar dalam tungku lama, sistem elektronik secara otomatis memicu kartrid dalam tungku baru untuk mengeluarkan senyawa kimia penghasil asap berwarna, yang berjalan selama sekitar tujuh menit.
Agar asap dapat mengalir lancar ke cerobong, sistem ini juga dilengkapi pemanas listrik pada saluran cerobong, serta kipas tambahan yang dapat dinyalakan jika dibutuhkan untuk memperkuat hembusan asap.
Proses pembentukan asap ini merupakan bagian krusial dari tradisi konklaf yang berjalan secara tertutup di Kapel Sistina. Dalam konklaf terbaru, sebanyak 133 kardinal elektor mengikuti proses pemungutan suara. Seorang kandidat baru dapat terpilih menjadi Paus jika sukses memperoleh minimal dua pertiga suara alias setidaknya 89 suara dari para kardinal.
Dengan munculnya asap putih pada Kamis malam waktu Vatikan, bumi pun mengetahui bahwa para kardinal telah sepakat memilih Uskup Agung Robert ncis Prevost sebagai pemimpin baru Gereja Katolik, yang sekarang mengambil nama Paus Leo XIV.
Baca juga: Misa untuk pemilihan Paus baru diselenggarakan jelang konklaf
Baca juga: Asap hitam tandai belum ada Paus terpilih pada hari pertama konklaf
Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: