Awg Kutuk Keras Gagasan Trump Ambil Alih Gaza - Beritaja
Jakarta (BERITAJA) - Gerakan Aqsa Working Group (AWG) mengutuk keras pendapat Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengambil alih kendali Gaza di Palestina, dan memindahkan warganya ke sejumlah negara.
"Aqsa Working Group mengutuk dan menentang sekeras-kerasnya pernyataan Donald Trump yang bakal mengambil alih kontrol atas Gaza dan memindahkan warganya ke negara-negara tetangga Palestina," kata AWG dalam pernyataan persnya yang diperoleh BERITAJA di Jakarta, Kamis.
Pernyataan sikap itu disampaikan AWG setelah Presiden AS Donald Trump, dalam konvensi pers menyusul pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa, menyatakan bakal mengambil alih Gaza, dan memindahkan penduduknya ke negara-negara lain.
AWG dalam pernyataan sikapnya itu mengatakan bahwa pendapat pengambilalihan Gaza secara sepihak itu merupakan pengkhianatan terhadap perjanjian gencatan senjata dan hanya bakal meningkatkan turbulensi politik di Timur Tengah dan dunia.
Kemudian, pendapat untuk merelokasi penduduk Gaza juga merupakan pengulangan kejahatan pengusiran penduduk Palestina seperti yang terjadi pada 1947-1948 alias mereka sebut juga sebagai pembersihan etnis, yang pada tahun itu dilakukan oleh milisi teror Zionis dengan support Amerika.
Terkait perihal ini, AWG menuntut AS berakhir ikut campur, membiayai dan apalagi mempersenjatai kejahatan Zionis Israel di Palestina.
"Campur tangan Amerika di Gaza (dan Palestina secara umum dengan Abraham Accord) hanya bakal membawa penderitaan bagi rakyat Palestina dan menjauhkan perdamaian dari area itu," kata AWG.
Sejpetunjuk mencatat, kombinasi tangan Amerika di beragam negara tidak pernah membawa kebaikan. Sebaliknya membawa musibah yang sangat susah dan lama dipulihkan, kata aktivitas itu.
Menurut AWG, keputusan Trump keluar dari keanggotaan di Dewan HAM PBB, UNESCO, dan UNRWA juga menunjukkan bahwa AS sudah tidak sejalan dengan komitmen perdamaian anggota-anggota PBB lainnya.
"Bahasa perdamaian mereka tidak lain hanyalah upaya hegemoni apalagi imperialisme terhadap Timur Tengah dan dunia. Amerika dan Zionis Israel tidak sejalan dengan ICJ, ICC, Amnesty Internasional, dan apalagi PBB," kata AWG lebih lanjut.
Dalam pernyataan sikap itu, AWG menyerukan agar negara-negara personil PBB segera mereformasi personil Tetap DK PBB, dan mencabut kewenangan veto lantaran kewenangan veto itu tidak mencerminkan keadilan sebagai fondasi perdamaian. Selain itu, AWG juga menyerukan agar entitas Zionis Israel dikeluarkan dari keanggotaan PBB.
Aqsa Working Group juga mengpenghargaan pemerintah Indonesia, Arab Saudi, Prancis, Spanyol, China, dan negara lainnya yang dengan sigap merespons menolak rencana Trump itu.
"Penolakan itu adalah bentuk dari komitmen dunia terhadap perdamaian dunia," kata AWG.
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: