Amman (BERITAJA.COM) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin berada di Yordania untuk mengawali kunjungan tiga hari di Timur Tengah, dengan tujuan meyakinkan sekutu AS di area tersebut, meski Washington saat ini lebih konsentrasi menghadapi Rusia dan China.
Dalam kunjungan itu, Austin akan menyampaikan pesan jujur kepada para pemimpin Israel dan Mesir.
Austin nan mendarat di Amman pada Minggu (5/3), diperkirakan bakal menekan ketua Israel agar mengurangi ketegangan di Tepi Barat dan bakal berbincang dengan pemimpin Mesir sehubungan dengan masalah kewenangan azasi manusia.
"Austin bakal menyampaikan komitmen kuat AS terhadap area Timur Tengah dan meyakinkan sahabat kami bahwa AS tetap berkomitmen untuk mendukung pertahanan mereka," kata seorang pejabat senior AS nan enggan disebutkan namanya.
Saat ini AS menempatkan sekitar 30.000 pasukan di Timur Tengah dan keberadaan mereka dianggap krusial untuk membendung pengaruh Iran.
Jendral Frank McKenzie, mantan panglima angkatan laut AS, nan memimpin pasukan AS di Timur Tengah sampai tahun lalu, mengatakan bahwa area tersebut sangat krusial bagi AS seiring dengan semakin berkembangnya kekuasaan China.
"Saya kira kunjungan ini menjadi kesempatan nan tepat untuk terus meyakinkan masyarakat di area itu bahwa mereka sangat krusial bagi kita," kata McKenzie nan sekarang memimpin Institut Kemananan Nasional dan Global, Univeristas South Florida.
AS pekan lampau meminta PM Israel Benjamin Netanyahu agar mengecam pernyataan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich nan mengatakan bakal "memusnahkan" sebuah desa di Palestina.
Berita lain dengan Judul: AS setujui penjualan senjata potensial ke sekutu Timur Tengah
Netanyahu menyatakan pernyataan tersebut sebagai "tidak pantas", sementara Kementerian Luar Negeri AS menyebutnya "menjijikkan''.
"Dia (Austin) juga bakal berbincang jujur dengan pemimpin Israel mengenai kekhawatiran mengenai kekerasan nan terus terjadi di Tepi Barat dan mendiskusikan langkah-langkah nan bisa diambil pemimpin Israel untuk menenangkan situasi menjelang libur (Ramadhan)," kata pejabat kementerian pertahanan AS.
Pada saat umat Islam menyambut bulan suci Ramadhan sementara umat Yahudi menyambut hari libur Passover dalam beberapa pekan mendatang, pihak penengah asing mencoba menurunkan tensi nan meningkat setelah Netanyahu kembali berkuasa.
Sementara itu, Austin juga bakal menyampaikan pesan kepada Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi agar menghormati kewenangan asasi manusia, dan menekankan bahwa rumor HAM menjadi perhatian besar Washington.
Di bawah pemerintahan Sisi, nan saat itu memimpin angkatan darat pada 2013 menjungkalkan presiden nan terpilih secara demokratis, sering terjadi tindakan kekerasan terhadap musuh politik.
Akibatnya, AS menahan support militer kepada Kairo dengan argumen kegagalan negara itu menghormati HAM.
AS nan sudah lama menjadi mempunyai pengaruh besar di area Timur Tengah, namun AS di bawah Presiden Joe Biden kurang konsentrasi di area tersebut lantaran invasi Rusia di Ukraina, serta semakin berkembangnya kekhawatiran atas aktivitas militer China di dekat Taiwan.
AS sudah berkomitmen untuk memasok senjata senilai 32 miliar dolar AS ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara canggih dan sejumlah tank.
Rasa tidak percaya terhadap AS di antara sebagian negara Timur Tengah juga semakin meningkat sejak meletusnya Arab Spring pada 2011, saat para pemimpin negara Teluk terkejut memandang Presiden Barack Obama meninggalkan Presiden Mesir Hosni Mubarak setelah berkawan selama puluhan tahun.
Selain itu, AS juga memutuskan mundur dari Afghanistan nan meninggalkan kekacauan pada 2021, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai komitmen Washington terhadap area Timur Tengah nan lebih luas.
Sumber: Reuters
Berita lain dengan Judul: Palestina tolak rencana perdamaian Timur Tengah nan diajukan AS
Berita lain dengan Judul: Pejabat AS: Iran bisa 'bertindak provokatif' di Timur Tengah
:
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023