750 Agenda Mice Di Bali Terdampak Efisiensi Dalam Triwulan I-2025 - Beritaja
Denpasar (BERITAJA) -
Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) Bali mengatakan sebanyak 750 agenda konferensi, perjalanan, konvensi dan pameran (MICE) di Pulau Dewata diperkirakan terdampak efisiensi anggaran hanya dalam triwulan I-2025.
“Jika tren ini bersambung sepanjang tahun, industri event di Bali diperkirakan mengalami potensi kerugian hingga Rp3,15 triliun,” kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) IVENDO Bali Grace Jeanie di Denpasar, Bali, Jumat.
Ia menjelaskan potensi kerugian itu mencakup hilangnya potensi pendapatan bagi perusahaan pelaksana aktivitas (EO), vendor produksi, tenaga kerja lepas, serta sektor pendukung seperti perhotelan, transportasi, dan upaya mikro mini menengah (UMKM).
Pihaknya melakukan survei kepada 44 pelaku industri tersebut di Pulau Dewata dan hasilnya lebih dari 85 persen pelaku industri tersebut mengalami penurunan pendapatan akibat pemangkasan anggaran untuk perjalanan dinas, rapat dan seminar pemerintah.
Selain kerugian finansial, dia menyebut sekitar 2.500 pekerja tetap dan tidak tetap berisiko kehilangan pekerjaan alias penghasilannya menurun.
Dampak lain yang ditimbulkan, lanjut dia, ialah penurunan jumlah kunjungan visitor upaya yang pada akhirnya berakibat pada tingkat okupansi hotel, penggunaan jasa transportasi, hingga konsumsi di restoran dan destinasi wisata.
Di sisi lain, dia menambahkan berasas studi Oxford Economics pada 2018, industri event dunia menyumbang 2,5 triliun dolar AS kepada perekonomian bumi dan menciptakan 26 juta lapangan kerja.
Di Indonesia, imbuh dia, sektor itu berkontribusi sekitar Rp120 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menopang ekonomi kepada sekitar 278.000 pekerja, menjadikannya tulang punggung ekonomi imajinatif dan pariwisata nasional.
Mencermati akibat dan kesempatan ekonomi itu, pihaknya mengharapkan agar kebijakan efisiensi anggaran itu ditinjau kembali.
Kemudian adanya insentif industri event berupa keringanan pajak dan biaya perizinan terutama yang melibatkan UMKM dan tenaga kerja lokal.
Selain itu, penguatan digitalisasi dan agenda secara hibrida dengan mengangkat teknologi digital tanpa mesti membatalkan agenda MICE, kerjasama swasta dan pemerintah (KPBU) dan diversifikasi pariwisata salah satunya pengembangan pariwisata mengenai kebugaran alias wellness yang berkesempatan menyokong ekonomi di Bali.
Baca juga: Bali kembali mendapat penghargaan sebagai pulau terbaik
Baca juga: Wagub percaya Bali mampu jadi pusat upaya wisata lewat sentuhan promosi
Baca juga: Bandara Ngurah Rai buka Posko Lebaran tetap beraksi saat Nyepi
Baca juga: Bandara Ngurah Rai: 7 penerbangan batal akibat erupsi Lewotobi
Editor: Arman
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: